Ahad 19 Sep 2021 14:51 WIB

Air Bersih dan Sanitasi Bagi Petani Pandeglang

Sektor pertanian dapat menjadi penyangga di masa krisis akibat pandemi

Red: Budi Raharjo
Deputy Seed Operation Director Ewindo, Joko Sareh Utomo (tengah), memberikan penjelasan kepada petani di Desa Patia, Kabupaten Pandeglang, Banten, terkait pembangunan sumur dan fasilitas sanitasi untuk membantu warga yang sedang kesulitan akibat pandemi Covid-19.
Foto: .
Deputy Seed Operation Director Ewindo, Joko Sareh Utomo (tengah), memberikan penjelasan kepada petani di Desa Patia, Kabupaten Pandeglang, Banten, terkait pembangunan sumur dan fasilitas sanitasi untuk membantu warga yang sedang kesulitan akibat pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petani kerap kesulitan mendapatkan air bersih ketika musim kemarau. Pada masa pandemi Covid-19 ini, para petani juga dihimpit persoalan ekonomi yang serius.

Ketua Kelompok Tani Karya Tani perwakilan petani Pandeglang, Banten, Sukra, mengungkapkan kesulitan tahunan dari para petani itu. Ia sangat mengapresiasi bila ada bantuan bagi mereka untuk mengatasi persoalan air bersih dan perbaikan ekonomi. 

Bantuan dinilai Sukra sangat bermanfaat bagi masyarakat. "Kami sangat senang dan berterima kasih dengan adanya fasilitas ini. Bantuan itu datang tepat waktu karena area ini di luar musim hujan sangat kesulitan akses terhadap air bersih,” kata Sukra mengomentari bantuan yang baru saja diterimanya dari PT East West Seed Indonesia (Ewindo). 

Produsen benih sayuran 'Cap Panah Merah' ini mendonasikan sumur dan fasilitas sanitasi berupa tempat cuci tangan, kamar mandi umum, dan masker kesehatan bagi petani di Desa Patia, Kabupaten Pandeglang. Selain membangunkan akses air bersih dan sanitasi, perusahaan swasta itu juga membantu memulihkan ekonomi warga setempat yang terdampak pandemi dengan menyasar 30 kepala keluarga dan penduduk sekitar.

Deputy Seed Operation Director Ewindo, Joko Sareh Utomo, dalam keterangan tertulis, Ahad (19/9), mengatakan  program ini merupakan wujud tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat. Khususnya para petani produsen benih hortikultura mitra Ewindo di Pandeglang. 

Pemberian bantuan ini merupakan salah satu wujud tanggung jawab sosial perusahaan kepada petani. "Tujuannya, agar petani mendapatkan akses air bersih dalam mengantisipasi kejadian kekeringan dan mengoptimalkan potensi wilayah mereka. Selain itu, kegiatan pendampingan dan pembinaan akan terus kami lakukan," ujar Joko.

Kegiatan ini merupakan kali kedua dilakukan perusahaan. Sebelumnya Ewindo mendonasikan sumur untuk akses air bersih, kamar mandi dan mushola bagi petani dan warga kurang mampu di Desa Sumur Laban, Pandeglang. Selain itu, masih di Pandeglang, yakni di Kecamatan Patia, Angsana, dan Sobang, Ewindo juga telah memperbaiki 10 buah toilet di rumah-rumah petani agar lebih layak digunakan.  

Sementara Wakil Ketua Kelompok Tani Karya Tani, Enjoh, mengatakan selama ini petani banyak mendapatkan manfaat transfer teknologi dan pendampingan dalam memproduksi benih unggul bagi Ewindo. Terlebih, perusahaan juga menyerap hasil panen petani dengan harga kompetitif. “Kami tidak khawatir dengan harga karena sudah ada perusahaan yang akan membeli dengan harga yang pasti,” kata Enjoh.

Enjoh berharap kerja sama ini dapat berjalan terus dan akan semakin banyak petani yang mendapatkan manfaat dari kemitraan ini. “Kerja sama ini sangat menguntungkan petani karena kami tinggal fokus melakukan budi daya dan meningkatkan hasil panen,” ujar dia.

Menurut Joko Sareh Utomo, pihaknya telah bekerja sama dengan 17 ribu petani produksi benih di Jawa Timur, Banten, dan Lampung yang mana hasil panen petani diserap langsung perusahaan. Selain itu, perusahaan juga membina sekitar 7 juta petani sayuran di seluruh Indonesia.  

Sebelumnya, Ewindo membantu pembangunan jembatan di Banyuwangi yang membuat akses petani lahan pertanian semakin mudah. Tak hanya itu, perusahaan juga bekerja sama dengan Universitas Jember untuk mengolah sisa hasil ekstraksi dari pertanian produksi, berupa sekitar 3,000 ton labu yang diolah menjadi berbagai produk.

“Kami optimistis dengan antisipasi perubahan iklim dan pola kemitraan yang tepat, sektor pertanian dapat menjadi  penyangga di masa krisis akibat pandemi Covid-19,” tutup Joko Sareh Utomo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement