Senin 20 Sep 2021 12:35 WIB

Menteri Bintang Kecam Penyerangan Nakes oleh Teroris KKB

Pembakaran Puskesmas Kiwirok yang dilakukan teroris KKB membuat Gabriela meninggal.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Mas Alamil Huda
Sejumlah tenaga kesehatan (Nakes) korban penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) turun dari helikopter milik TNI AD di Lapangan Frans Kaisepo Makodam XVII Cenderawasih, Kota Jayapura, Papua, Jumat (17/9/2021). Sembilan dari 11 tenaga kesehatan Puskesmas Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang yang menjadi korban penyerangan KKB pada Senin (13/9/2021) di evakuasi ke Jayapura untuk menjalani perawatan di Rumah Sakit Marthen Indey, Kota Jayapura.
Foto: ANTARA/Indrayadi TH
Sejumlah tenaga kesehatan (Nakes) korban penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) turun dari helikopter milik TNI AD di Lapangan Frans Kaisepo Makodam XVII Cenderawasih, Kota Jayapura, Papua, Jumat (17/9/2021). Sembilan dari 11 tenaga kesehatan Puskesmas Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang yang menjadi korban penyerangan KKB pada Senin (13/9/2021) di evakuasi ke Jayapura untuk menjalani perawatan di Rumah Sakit Marthen Indey, Kota Jayapura.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, mengecam penyerangan tenaga kesehatan (nakes) dan guru di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua pada Senin (13/9) pekan lalu. Tragedi pembakaran Puskesmas Kiwirok yang dilakukan teroris KKB mengakibatkan Gabriela Meilan, nakes berusia 22 tahun meninggal secara memprihatinkan.

"Tidak boleh ada toleransi sekecil apapun terhadap segala bentuk kekerasan dan kita harus bebas dari segala bentuk diskriminasi. Hal tersebut sejalan dengan prinsip The Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women (CEDAW) yakni perlindungan dan penegakan hak perempuan yang paling komprehensif, serta sangat penting karena hal itu telah menjadikan segi kemanusiaan perempuan sebagai fokus dari keprihatinan HAM,” kata Bintang dalam keterangannya, Senin (20/9).

Negara, lanjutnya, wajib hadir dengan tujuan yang jelas, yakni melindungi warga Papua agar bisa menjalani kehidupan dengan normal, tanpa dibayang-bayangi teror dan ketakutan. Ketika Papua kembali damai dan kondusif, pemerintah akan bisa dengan tenang melanjutkan pembangunan. "Negara harus hadir dan hukum, harus ditegakan untuk menghentikan tindakan yang tidak berperikemanusian dan melanggar HAM," ujarnya.

Terlebih, ketika disertai perusakan fasilitas publik, fasilitas kesehatan, dan pendidikan di Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua. Aparat penegak hukum harus bertindak dan melakukan penegakan hukum secara tegas dan terukur atas serangkaian aksi teror dan kejahatan kemanusiaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam rangka perlindungan dan pemenuhan hak bagi perempuan korban kekerasan insiden penyerangan nakes dan guru di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua oleh KKB, Kemen PPPA akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk memberikan pendampingan baik psikolog, hukum, dan reintegrasi.

"Saya beserta jajaran Kemen PPPA, menyatakan duka cita sedalam-dalamnya atas gugurnya pahlawan kemanusiaan nakes Gabriella Meilani, serta hilangnya Gerald Sokoy yang telah mendedikasikan hidupnya melayani warga masyarakat pedalaman di Papua khususnya di Kabupaten Pengunungan Bintang,” tegasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement