REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali melaksanakan vaksinasi covid. Kali ini, pembukaan vaksinasi tahap kedua ini dilaksanakan di Balai Desa Kojadoi, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka.
Ketua PDM Kabupaten Sikka, Muhammad Ichsan Wahhab mengatakan, vaksinasi covid di Sikka dapat terlaksana karena kepercayaan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Selain itu, kegiatan didukung Pemkab Sikka dan puskesmas-puskesmas pendukung.
Ichsan menerangkan, puskesmas-puskesmas pendukung vaksinasi covid berasal dari Puskesmas Teluk. Sedangkan, tenaga kesehatan dari Puskesmas Waipare dan Beru menyebar ke pulau-pulau sekitar Kojadoi untuk melakukan vaksinasi jemput bola.
"Untuk Kojadoi ini ada pulau-pulau yang datang terpusat di sini, yaitu Kojadoi, Lebantour dan dua pulau terkecil Pulau Loan dan Parumaan," kata Ichsan melalui rilis yang diterima Republika, Selasa (21/9).
Lewat sambungan video, Dubes RI untuk Lebanon, Hajriyanto Y Tohari, menyambut gembira PDM Kabupaten Sikka bersama MDMC dan MCCC bisa memfasilitasi kegiatan tersebut. Ini menunjukkan kolaborasi sangat penting mencapai agenda nasional.
Apalagi, ia mengingatkan, Islam selalu memerintahkan kepada kita untuk menjalin kerja sama tanpa mempedulikan perbedaan suku, bangsa, agama, mazhab atau aliran. Maka itu, Hajriyanto menilai, kita harus terus menjalin kerja sama seperti ini.
"Bukan hanya agenda vaksinasi melainkan juga dalam berbagai bidang yang lain tanpa memperhatikan sekat-sekat perbedaan," ujar Hajriyanto.
Hajriyanto mengingatkan, Muhammadiyah didirikan Kiai Ahmad Dahlan untuk dapat mengembangkan sikap suka menolong dan suka membantu. Itulah yang kemudian jadi spirit utama saat mendirikan salah satu majelis yang sangat penting yaitu PKO.
PKO merupakan singkatan dari Pertolongan Kesengsaraan Oemoem pada waktu itu. Ia menilai, PKO mampu menunjukkan semangat filantropisme, kedermawanan untuk suka menolong, serta membantu orang lain berdasarkan kasih sayang kepada sesama.
Ia menekankan, orang-orang yang mendustakan agama itu bukan hanya orang-orang yang tidak mau peduli kepada agama. Tapi, juga orang-orang yang mengabaikan anak yatim, tidak mau memberi bantuan makanan pokok kepada fakir miskin.
"Bahkan, lebih dari itu orang-orang yang enggan memberikan pertolongan kepada orang-orang yang memerlukan," kata Hajriyanto.
Menurut Hajriyanto, lewat spirit Al Ma'un itulah Muhammadiyah juga melahirkan panti-panti asuhan yatim Muhammadiyah. Bahkan, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan Lembaga Amil Zakat Infaq Shodaqoh Muhammadiyah (Lazismu).
Menutup sambutannya, Hajriyanto menegaskan, Muhammadiyah harus terus mampu menjaga konsistensi dan komitmen mereka selama ini. Yaitu, bekerja di ranah kemanusiaan universal melalui berbagai majelis lembaga yang sudah dibentuk.
"Muhammadiyah selalu berpihak kepada kaum yang alami kesengsaraan akibat dianiaya," ujar Hajriyanto.