REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Syekh Nawawi al-Bantani merupakan ulama nusantara yang mendunia. Ulama asal Banten ini termasuk intelektual muslim yang produktif. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Nashaih Al ‘Ibad.
Nasihat-nasihat dalam kitab ini menyadarkan umat Islam bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Karena itu, umat Islam harus bergegas membenahi kekurangan-kekurangannya dengan solusi-solusi yang ditawarkan Syekh Nawawi.
Salah nasihat yang diberikan Syekh Nawawi dalam karyanya ini adalah tentang empat perenggut yang pasti akan dihadapi manusia. Menurut Syekh Nawawi, sebagian ahli hikmah pernah berkata:
يستقبل ابن ادم أربع نهبات: ينتهب ملك الموت روحه، وينتهب الورثة ماله، وينتهب الدود جسمه، وينتهب الخصماء عمله
Yastaqbilubnu aadama arba’a nuhabaatin: yantahibu malakul mauti ruhahu, wayantahibul waratsatu maalahu, wayantahibud duudu jismahu, wayantahibul khushamaa’u ‘amalahu.
“Manusia pasti akan menghadapi empat perenggut berikut yaitu pertama, malaikat maut akan merenggut nyawanya. Kedua, ahli waris akan merenggut harta bendanya (setelah dia mati). Ketiga, belatung akan merenggut jasadnya (di dalam kubur). Keempat, orang yang pernah dizalimi akan merenggut amalnya.”
Dalam kitabnya ini, Syekh Nawawi Al Bantani menjelaskan lebih lanjut tentang perenggut yang keempat tersebut.
Menurut dia, orang yang pernah dizalimi tersebut adalah orang yang memiliki hak kepadanya atas kezalimannya, seperti pernah mengambil hartanya, menfitnah, memukul, atau melakukan tindakan kejahatan lainnya.
Jika orang yang dizalimi tersebut memiliki amal saleh, maka dia akan merenggut amal orang zalim yang tidak memiliki pahala amal saleh. Menurut Syekh Nawawi, dosa orang yang dizalimi tersebut akan dibebankan kepadanya.