REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Korban banjir di Sentral Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Banten, mulai kembali dan membersihkan rumah akibat terendam banjir. "Kami membersihkan lumpur dan sampah akibat terendam air setinggi 40 sentimeter, " kata Biting (59) warga Sentral Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Jumat (24/9).
Beruntung, banjir yang melanda tempat tinggalnya itu cepat surut usai hujan lebat disertai angin kencang dan petir berakhir. Banjir yang menggenangi itu, karena saluran air kecil sehingga perlu dilakukan pembangunan drainase sehingga mampu menampung debit air hujan.
"Kami cukup mengeluh setiap hujan deras dipastikan tempat tinggalnya terendam banjir, " katanya menjelaskan.
Begitu juga warga lainnya, Yayah (30) mengatakan pemerintah daerah harus membangun drainase untuk mengatasi banjir di tempat tinggalnya, sebab banjir tersebut akibat saluran air menyempit juga ditambah sampah. Saat ini, kata dia, warga Sentral Rangkasbitung kerapkali dilanda banjir. Padahal dulu tidak pernah terendam banjir sekalipun dilanda hujan deras.
"Kami berharap pemerintah setempat bisa merealisasikan pembangunan drainase sehingga tidak kembali terjadi banjir," katanya menambahkan.
Nans Jumhana (55) warga Pasir Kongsen Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan dirinya kini membersihkan sampah dan lumpur setelah rumahnya terendam banjir setinggi 40 sentimeter. Banjir di wilayahnya puluhan rumah terendam banjir, namun kini sudah kembali ke rumah setelah banjir surut.
"Saya kira banjir di sini begitu hujan berhenti maka genangan air kembali surut, " katanya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Lebak Febby Rizky Pratama mengatakan banjir yang melanda warga Rangkasbitung akibat buruknya saluran drainase dan ditambah sampah sehingga saluran air tidak berjalan lancar. Selama ini, kata dia, hujan deras hingga berlangsung tiga jam dipastikan banjir pemukiman.
"Kami melakukan pantauan banjir hingga puluhan rumah kembali surut usai hujan deras berakhir," katanya.