REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Pengkajian dan Penelitian, Prof Utang Ranuwijaya, mengatakan, sangat menyetujui jika film G30S PKI diputar kembali. Terutama ditayangkan di televisi-televisi nasional yang akan menjangkau banyak penonton.
“Harus diulang-ulang, diinformasikan kepada khalayak, kepada masyarakat luas terutama generasi muda tentang peristiwa G30 September. Saya sangat mendukung, kata Bung Karno , jangan lupakan sejarah. Masa kelam sejarah G30S tetap harus disuarakan, tetap harus diingatkan supaya tidak terulang lagi,” jelas Prof Utang, Kamis (30/9).
Menurutnya, cara ini sangat penting untuk menjelaskan sejarah terutama kepada generasi muda saat ini. “Untuk mengingatkan generasi muda, agar memahami betul betapa bermasalahnya PKI itu pada masa itu, betapa berbahayanya PKI,” ujarnya.
Generasi muda saat ini dikatakannya harus diberi pemahaman sejarah tentang tindakan PKI saat itu. Bukan hanya agar masyarakat bisa mencegah kebangkitan PKI, melainkan juga bisa menolak paham Komunisme yang dibawa kelompok tersebut.
“Saat itu, kalau tidak dihadapi dengan serius oleh angkatan darat saya tidak tahu nasib bangsa kita sekarang ini akan jadi seperti apa. Terutama umat islam karena sasaran utamanya kan kepada umat Islam,” tuturnya.
Generasi muda juga disebutnya harus diberi pengertian bahwa komunisme tidak sejalan dengan jati diri dan falsafah bangsa Indonesia. Entah dalam pandangan agama, UUD atau Pancasila, Komunisme tidak sejalan dengan dengan semua falsafah tersebut.
“Harus disampaikan ke generasi muda, terutama bahwa paham komunis itu tidak cocok dengan falsafah negara Pancasila dan UUD 1945, apalagi umat Islam. Karena mereka kan tidak berpegang teguh kepada ajaran agama. Saya kira semua agama tidak cocok dengan paham komunis karena komunis itu atheis,” katanya.