REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Sebanyak 200 sekolah dari total 2.005 sekolah di Kota Bandung yang melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas akan melakukan rapid tes antigen ke siswa dan guru.
"Jadi itu 10 persen dari sekolah yang diizinkan PTM nanti hasil random itu dibawah 1 persen ditracing dia kontak erat dengan siapa. Kalau hasil 1 sampai 5 persen satu rombongan belajar yang ditrasing kalau diatas 5 persen sekolah ditutup," ujar Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, Jumat (1/10).
Ia menuturkan, kurang lebih 200 sekolah yang disampling akan dilakukan rapid tes antigen. Sedangkan jumlah siswa yang akan disampling masih dalam proses pendataan oleh pihak Dinas Pendidikan. Yana mengatakan pelaksanaan rapid tes antigen akan dilaksanakan segera.
Wali Kota Bandung, Oded M Danial mengatakan Dinas Pendidikan Kota Bandung sudah ditugaskan untuk segera melaksanakan rapid tes antigen secara acak tersebut. Sejauh ini, ia mengatakan pelaksanaan PTM terbatas berjalan dengan lancar meski terjadi pro kontra diantara orang tua.
"Pantauan pak sekda di lapangan, pak wakil wali kota semua masih ada pro kontra orang tua tapi Alhamdulillah perjalanannya prokes sudah ada 2.005 yang melaksanakan tapi masih ada pro kontra," katanya.
Ia menegaskan, pihaknya memberikan keleluasaan kepada orang tua siswa yang memilih tidak ingin anaknya mengikuti belajar tatap muka. Mereka dapat melaksanakan pembelajaran jarak jauh.
"Kita prinsip dasarnya kita memberikan keleluasaan kepada orang tua murid ketika mereka berbeda. Mereka masih tidak ada izin orang tua maka tidak boleh," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya juga terus menggenjot vaksinasi bagi usia 12 sampai 17 tahun. Pihaknya pun merasa bersyukur sebab kondisi pandemi Covid-19 di Kota Bandung melandai.
"Alhamdulillah berdasarkan laporan pak sekda sebagai gugus tugas kondisi Kota Bandung cukup landai cukup baik menggembirakan," katanya.
Kota Bandung saat ini masih berada di zona kuning atau risiko rendah penyebaran Covid-19 dengan skor 2.77. Total konfirmasi 42.448 kasus, konfirmasi aktif 110 kasus, kesembuhan 40.917 kasus. Keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate sebesar 11.11 persen.