Ahad 03 Oct 2021 06:18 WIB

Studi: Suntikan Flu dan Covid-19 Aman Diberi Bersamaan

Studi pemberian suntikan flu dan covid bersamaan masih sangat awal.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Indira Rezkisari
Suntikan flu (ilustrasi).
Foto: EPA-EFE/HANNIBAL HANSCHKE
Suntikan flu (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Suntikan flu disebut aman diberikan bersamaan dengan vaksin Pfizer atau AstraZeneca Covid-19 menurut uji klinis pertama yang menyelidiki pemberian suntikan bersama dalam satu waktu. Studi ini menyelidiki beberapa orang yang mengalami lebih banyak efek samping dengan kombinasi flu dan suntikan Covid tertentu. Penyakit Covidnya sebagian besar ringan hingga sedang.

Para peneliti pada studi Combining Influenza and Covid-19 Vaccination (ComFluCov) mengatakan temuan tersebut mendukung saran terbaru dari Joint Committee on Vaccination and Immunization (JCVI) untuk menawarkan booster Covid bersama suntikan flu. "Hasil penelitian ini yang masih awal dan belum ditinjau adalah langkah yang sangat positif yang bisa berarti lebih sedikit janji temu bagi mereka yang memenuhi syarat untuk booster dan suntikan flu," kata ilmuwan utama dalam studi, Dr Rajeka Lazarus, dilansir dari The Guardian, Ahad (3/10).

Baca Juga

Efek samping yang paling umum termasuk rasa sakit di tempat suntikan dan kelelahan sementara, sakit kepala atau nyeri otot. Tes darah pada sukarelawan percobaan menunjukkan tidak ada dampak negatif pada respons kekebalan terhadap vaksin flu atau Covid. Ketika itu suntikan diberikan satu demi satu, di lengan yang berlawanan. Salah satu vaksin flu, FluBlok keluaran Sanofi, tampaknya lebih kuat bila diberikan bersama suntikan Pfizer.

Uji coba yang berlangsung di 12 lokasi di Inggris dan Wales melihat efek samping dan respons kekebalan ketika 679 orang mendapatkan suntikan kedua vaksin Pfizer atau AstraZeneca Covid di satu tangan diikuti oleh salah satu dari tiga vaksin flu di tangan lainnya. "Kami tidak berharap dengan dosis booster akan berdampak pada seberapa baik vaksin Covid bekerja," ujar konsultan penyakit menular dan mikrobiologi di University Hospitals Bristol itu.

Para relawan dibagi menjadi dua kelompok usia, di bawah 65 tahun dan 65 tahun ke atas. Pada pertemuan pertama, mereka menerima suntikan Covid dan suntikan flu, atau suntikan Covid dan plasebo. Kelompok yang lebih tua menerima suntikan FluAd yang dibuat oleh Seqirus di Inggris, sedangkan kelompok yang lebih muda mendapatkan Flublok dari Sanofi atau Flucelvax, juga dari Seqirus.

Tiga sampai empat minggu kemudian, para peserta kembali dan mendapat suntikan plasebo atau vaksin flu, tergantung pada apa yang mereka lewatkan pada pertemuan pertama. Dua hingga tiga minggu setelah itu, para relawan kembali lagi untuk mendiskusikan efek samping dan memberikan sampel darah.

Sekitar tiga perempat dari sukarelawan melaporkan setidaknya satu efek samping sistemik seperti kelelahan, terlepas dari apakah mereka mendapat suntikan Covid sendiri atau dalam kombinasi dengan suntikan flu. Di antara laporan langka reaksi parah adalah satu orang yang dirawat di rumah sakit dengan migrain.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement