REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah saat ini sudah membentuk jajaran komisaris dan direksi holding aviasi dan pariwisata melalui PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero). Holding aviasi dan pariwisata diharapkan dapat menghadirkan paket lengkap untuk mendongkrak industri penerbangan dan pariwisata.
"Sebenarnya pariwisata dan transportasi itu kan simbiosis mutualisme, saling membutuhkan. Jadi mungkin bisa dibuat paket-paket dari hulu sampai hilir," kata pengamat penerbangan Gatot Rahardjo kepada Republika.co.id, Senin (4/10).
Paket tersebut menurutnya bisa dari transportasi, layanan di bandara hingga layanan di tempat wisata. Dengan begitu, Gatot menilai wisatawan bisa mendapatkan kemudahan dan harga yang murah.
Gatot menambahkan, holding aviasi dan pariwisata juga harus bisa menyisir kelemahan dan kekuatan masing-masinh anggotanya. "Misalnya untuk penerbangan, apa permasalahan yg membuat maskapai berat, seperti avtur, sewa pesawat, slot, aturan tarif, dan lainnya," jelas Garot.
Dia menegaskan, holding aviasi dan pariwisata diharapkan dapat berkontribusi dalam memecahkan masalah tersebut. Sehingga, kata Gatot, operasional maskapai jadi lebih baik, biaya bisa ditekan dan pada akhirnya dapat memberikan layanan yang lebih murah.
Saat ini, pemerintah sudah menetapkan susunan komisaris dan direksi PT Aviasi Pariwisata Indonesia. Dalam susunan komisaris tersebut, Triawan Munaf ditunjuk sebagai komisaris utama sekaligus komisaris independen.
"Ya, (pembentukan holding aviasi dan pariwisata) sudah resmi," kata Triawan kepada Republika.co.id, Senin (4/10).
Selain itu, Odo Manuhutu dan Wihana Kirana Jaya juga ditunjuk menjadi komisaris. Sementara Elwin Mok ditunjuk sebagai komisaris independen.
Lalu untuk jajaran direksi, Dony Oskaria ditunjuk dari direktur utama dan Edwin Hidayat Abdullah menjadi wakil direktur utama. Sementara Herdy Rosadi Harman ditunjuk menjadi direktur.
Triawan mengatakan, tahapan selanjutnya adalah penandatanganan RPP oleh Presiden Joko Widodo. Meskipun begitu, Triawan mengaku belum bisa mengungkapkan rencana yang disiapkan untuk holding aviasi dan pariwisata. Hal tersebut dikarenakan penunjukkan komisaris dan direksi PT Aviasi Pariwisata Indonesia baru dilakukan hari ini.
"Kami belum rapat pertama karena direksi langsung ke Labuan Bajo. Setelah itu ya," tutur Triawan.
Sebelumnya, Wakil Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) sekaligus Direktur Project Management Office (PMO) Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata, Edwin Hidayat Abdullah menegaskan, holding aviasi dan pariwisata nantinya juga akan berkolaborasi dengan swasta. Dia mengatakan, dalam industri pariwisata dan aviasi tidak hanya didukung oleh perusahaan BUMN saja.
“Nanti saat masuk dalam kolaborasi di holding, tidak semua (industri pariwisata dan penerbangan) dikendalikan BUMN,” kata Edwin dalam Webinar Indonesia Smart Airport Forum (SAF) 2021, Rabu (18/8).
Dia mengatakan, hal tersebut dikarenakan industri aviasi dan pariwisata terjadi dari mulai kebutuhan, melakukan pencarian booking, dari rumah ke bandara, dan naik pesawat. Setelah turun dari pesawat menggunakan transportasi lokal dan sampai ke destinasi dapat singgah ke hotel.