REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid, mengatakan, Israel sedang berupaya untuk memperluas hubungan dengan negara-negara Arab. Hal ini diungkapkan Lapid pada konferensi tahunan Federasi Yahudi Amerika Utara pada Selasa (5/10).
"Saya tidak akan menyebutkan nama karena ini akan membahayakan prosesnya, tetapi tentu saja, kami bekerja dengan Amerika Serikat dan dengan teman-teman baru di (Uni Emirate Arab) Emirates, Bahrain dan Maroko untuk memperluas (hubungan) ini ke negara lain," ujar Lapid, dilansir Middle East Monitor, Rabu (6/10).
Lapid mengatakan, Israel terus berupaya untuk menyelesaikan konflik dengan Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Dia menambahkan, Israel mengawasi kelompok Hamas yang menguasai Gaza dan kelompok Hizbullah di Lebanon.
"Masalah Palestina juga harus kita tangani. Kita harus selalu mengawasi Gaza dan Hizbullah di utara," kata Lapid.
Israel menandatangani perjanjian damai yang dikenal sebagai Perjanjian Abraham dengan UEA dan Bahrain pada September tahun lalu. Setelah itu Sudan dan Maroko juga sepakat untuk menormalkan hubungan dengan Israel. Langkah normalisasi ini dijembatani oleh pemerintahan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Palestina mengecam tindakan sejumlah negara Arab yang memilih untuk menormalkan hubungan dengan Israel. Para pemimpin Palestina menyebut langkah tersebut sebagai bentuk pengkhianatan terhadap cita-cita untuk membentuk negara Palestina yang merdeka.