REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri menambah kekuatan personel Operasi Madago Raya, di Sulawesi Tengah (Sulteng). Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Humas Operasi Madago Raya, Komisaris Besar (Kombes) Didik Supranoto mengatakan, penguatan tersebut, dengan menerjunkan sebanyak 150 personel Brimob Nusantara, dari Polda Jambi. Personel tambahan tersebut, sudah tiba di Bandara Mutiara Sis Aljufri, Palu, Jumat (15/10) lalu.
Didik mengatakan, penambahan personel tersebut, prioritas tugasnya terkait dengan operasi pencarian, dan pengejaran sisa-sisa anggota diduga terorisme, kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT). “Pasukan Brimob Polda Jambi ini, akan bertugas memperkuat pelaksanaan Operasi Madago Raya Tahap IV 2021,” ujar Didik, dalam keterangan resmi yang diterima wartawan di Jakarta, Ahad (17/10).
Dia mengatakan, tahap IV tersebut, bertugas untuk pengamanan khusus di tiga wilayah. Yakni Kabupaten Poso, Parigi Moutong, dan Sigi. “Pasukan tersebut, untuk menuntaskan pencarian dan pengejaran empat orang DPO (daftar pencarian orang) terosime Poso,” kata Didik menambahkan.
Saat ini, kata Didik, 150 personel tambahan dari Polda Jambi tersebut, sedang dalam masa orientasi analisa daerah operasi (ADO) di bawah tanggungjawab Polda Sulteng. Operasi Madago Raya, adalah aksi militer gabungan Polri dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mencari, dan memburu, hidup atau mati kelompok yang dicap terorisme, MIT. Operasi tersebut, sudah mulai digelar sejak April 2021 lalu.
Sejak operasi dilakukan, sampai September lalu, tim gabungan Polri-TNI sebetulnya, sudah menembak mati pemimpin MIT. Yakni, Ali Kalora yang ditembak mati, pada Sabtu (18/9) di kawasan Desa Astina, Torue, Parigi Moutong. Dalam operasi tersebut, tim gabungan juga menembak mati, Jaka Ramadhan.
Dari sekitar sembilan anggota MIT yang masuk dalam DPO, Operasi Madago Raya, sudah menembak mati total enam terduga terorisme. Kini, diyakini, kelompok MIT tinggal menyisakan empat nama yang masih terus diburu hidup, ataupun mati. Keempat terduga teroris tersebut, adalah Askar alias Jaid alias Pak Guru. Nae alias Galuh alias Mukhlas. Ahmad Gazali, alias Ahmad Panjang. Dan Suhardin alias Hasan Pranata.