REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat suhu muka air laut di Samudra Pasifik menunjukkan terjadi anomali suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik. Angkanya melewati ambang batas fenomena La-Nina. Artinya, Indonesia diminta siap-siap akan menghadapi fenomena La-Nina, sama seperti tahun lalu.
Fenomena La Nina rentan meningkatkan curah hujan. Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, berdasarkan monitoring terhadap perkembangan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur menunjukkan anomali jika dibandingkan antara Samudra Pasifik bagian tengah dan timur dengan wilayah perairan Indonesia.
Saat ini, dia melanjutkan, nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina yaitu sebesar minus 0,61 di 10 hari pertama di Oktober 2021. Padahal, seharusnya ambang batasnya 0,5.
"Kondisi ini berpotensi untuk terus berkembang dan terus akan dimonitor. Oleh karena itu, kita harus segera bersiap untuk menghadapi datangnya La-Nina, sama seperti tahun lalu dan La-Nina menjelang akhir tahun ini diperkirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah hingga moderat atau sedang. Ini setidaknya akan berlangsung hingga Februari 2022," ujarnya saat mengisi Konferensi Pers Virtual Waspada La-Nina dan Peningkatan Risiko Bencana Hidrometeorologi, Senin (18/10).
Dia melanjutkan berbagai perkembangan terus dimonitor dan diinformasikan BMKG. Dwikorita menambahkan, hasil kajian BMKG mengenai La-Nina 2020 lalu menunjukkan curah hujan meningkat selama bulan November, Desember, Januari.
Peningkatan curah hujan ini, dia melanjutkan, terjadi terutama di wilayah Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan bagian selatan, dan Sulawesi bagian selatan.
"Peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20 hingga 70 persen di atas normal," katanya
Ia menambahkan, La-Nina tahun ini juga diprediksi memiliki dampak yang relatif sama dengan tahun lalu yang diikuti dengan berbagai bencana hidrometeorologi secara sporadis di berbagai wilayah yang terdampak. Dengan adanya potensi peningkatan curah hujan di periode musim hujan tersebut, BMKG meminta untuk seluruh pihak perlu meningkatkan kewaspadaan dan kesiap siagaan terhadap potensi lanjut curah hujan tinggi.
"Karena curah hujan tinggi dapat memicu bencana hidrometeorologi," katanya.