Kamis 21 Oct 2021 07:18 WIB

Putin Tutup Tempat Kerja demi Tahan Lonjakan Kasus Covid-19

Kantor atau tempat kerja di Rusia akan ditutup selama satu pekan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: Alexei Druzhinin, Sputnik, Kremlin Pool via A
Presiden Rusia Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin menyetujui proposal pemerintah untuk menutup tempat kerja selama satu pekan mulai akhir bulan Oktober mendatang. Langkah ini dilakukan untuk menahan lonjakan kasus infeksi dan kematian Covid-19.

Dalam 24 jam terakhir angka infeksi dan kematian Covid-19 harian di Rusia tembus rekor. Pasien yang meninggal dunia akibat virus Corona bertambah 1.028, sementara kasus infeksi bertambah 34.073.

Baca Juga

Dalam pertemuannya dengan pejabat pemerintah yang disiarkan di televisi Putin mengumumkan 'hari-hari tanpa bekerja' dari 30 Oktober sampai 7 November. Selama periode itu para pekerja tetap dapat gaji. Selain itu setiap wilayah dapat memperpendek atau memperpanjang kebijakan tersebut.  

"Perkembangan situasi epidemiologis setiap daerah berbeda-beda, untuk menyoroti hal ini kepala daerah diberi hak untuk melakukan kebijakan tambahan," kata Putin, Rabu (20/10).

Pihak berwenang Rusia meningkatkan upaya mereka untuk memperlambat pandemi. Namun masyarakat ragu untuk disuntik dengan vaksin Rusia Spuknik V. Wali kota Moskow mengumumkan peraturan tinggal di rumah bagi orang berusia 60 tahun ke atas yang belum divaksin.

Surat kabar Kommersant melaporkan pemerintah kota ingin memaksa pusat perbelanjaan untuk menghubungkan kamera keamanan mereka dengan sistem pengenal wajah. Sehingga pihak berwenang dapat menegakan peraturan wajib masker di ruang umum.

Di Kommersant presiden Persatuan Pusat Perbelanjaan Bulat Shakirov mengatakan setengah dari 600 pusat perbelanjaan di Moskow tidak terhubung dengan sistem itu. "Namun sekarang karena penularan meningkat pihak berwenang memutuskan untuk memperketat kontrol," katanya.  Ia menambahkan pusat perbelanjaan yang tidak mematuhi perintah tersebut akan ditutup.

Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko mengatakan sistem kesehatan beroperasi dengan tekanan yang besar. Kantor berita Interfax mengutip Murashko yang mengatakan 650 ribu petugas medis di Rusia terlibat dalam merawat pasien Covid-19.

Rusia salah satu negara yang menggelar program vaksinasi ketiga pada bulan Juli lalu. Tapi Kremlin mengatakan Putin belum menerima dosis ketiga atau vaksin booster. "Presiden belum menerima dosis vaksin lagi, ia akan melakukannya bila dokter dan spesialis mengatakan ia perlu melakukannya," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement