Sabtu 23 Oct 2021 13:02 WIB

Jumlah Jam Tidur yang Tepat Kurangi Risiko Alzheimer

Kurang tidur dan penyakit alzheimer memiliki keterkaitan.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Nora Azizah
Kurang tidur dan penyakit alzheimer memiliki keterkaitan.
Foto: www.freepik.com.
Kurang tidur dan penyakit alzheimer memiliki keterkaitan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi menyebutkan jumlah jam tidur yang tepat bisa mengurangi risiko penyakit alzheimer dini. Jumlah jam tidur ini disebutkan tidak terlalu banyak, dan tidak terlalu sedikit.

"Kurang tidur dan penyakit Alzheimer keduanya terkait dengan penurunan berpikir kognitif," kata Peneliti sekaligus Profesor Neurologi di Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St Louis, David Holtzman, dikutip dari USNews pada Sabtu (23/10).

Baca Juga

Studi baru ini melibatkan 100 orang dewasa dengan fungsi kognitif yang dipantau selama rata-rata 4,5 tahun. Para peserta menjalani studi tidur pada usia rata-rata 75 tahun. Mereka diuji untuk varian genetik Alzheimer berisiko tinggi APOE4, dan untuk tingkat protein Alzheimer dalam cairan serebrospinal.

Sebanyak 88 peserta tidak memiliki gangguan kognitif, sementara 11 peserta memiliki gangguan sangat ringan, dan satu orang mengalami gangguan ringan. Secara keseluruhan, skor kognitif menurun bagi mereka yang kurang tidur, yakni 5,5 atau lebih dari 7,5 jam per malam. Sementara skor tetap stabil untuk mereka yang berada di tengah kisaran.

"Sangat menarik untuk melihat bahwa tidak hanya mereka yang tidur dalam waktu singkat tetapi juga mereka yang tidur dalam waktu lama mengalami penurunan kognitif lebih banyak. Ini menunjukkan bahwa kualitas tidur mungkin menjadi kunci," ujar dia.

Menurut penelitian yang diterbitkan pada Oktober di jurnal Brain, hubungan antara tidur dan penurunan mental terbukti benar setelah para peneliti menyesuaikan faktor-faktor yang dapat memengaruhi tidur dan kognisi, seperti usia, jenis kelamin, kadar protein Alzheimer, dan keberadaan APOE4.  Temuan ini dapat membantu menjaga pikiran orang tetap tajam seiring bertambahnya usia. 

"Studi kami menunjukkan bahwa ada rentang tengah atau 'sweet spot' untuk total waktu tidur, dimana kinerja kognitif stabil dari waktu ke waktu. Waktu tidur yang pendek dan panjang dikaitkan dengan kinerja kognitif yang lebih buruk," kata dia.

Ia menambahkan, terdapat hal yang belum terpecahkan, yaitu jika dapat melakukan intervensi untuk meningkatkan kualitas tidur seperti meningkatkan waktu tidur untuk orang yang tidur pendek. Peneliti belum menemukan dampak jam tidur yang ditambah terkait kinerja kognitif.

"Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjawab pertanyaan itu" kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement