REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, menegaskan bahwa PAN memilih berjuang lewat jalan politik garam. Artinya, PAN lebih memperjuangkan nilai Islam ketimbang bungkus.
"Sebagaimana dikemukakan, Bung Hatta dan Buya Hamka, kita bukan politik gincu. Politik garam, isi, rasa, nilai-nilai Islam, itu yang kita perjuangkan. Bukan logonya, bukan. Tetapi, nilai-nilainya," kata Zulkifli dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Selasa (26/10).
Dia mencontohkan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan yang membela penggunaan jilbab. Cara Erdogan yang memperjuangkan nilai-nilai agama melalui pendekatan hak asasi manusia dinilai perlu ditiru.
"Erdogan itu membela untuk pakai jilbab, tapi dia membela rakyatnya yang pakai jilbab itu nggak pakai Alquran dan hadits. Tapi dia pakai hak-hak asasi manusia. Kira-kira itu cara berjuangnya. Tapi dia jadi presiden lama kan? Dan dipilih banyak orang. Nah begitu juga hal-hal yang lain," ujarnya.
"Itulah PAN, kita berjuang melalui value nilai-nilai yang Islami itu, yang rahmatan lil al-amin," imbuhnya.
Selain itu, dalam sambutannya dirinya juga mengajak anak muda untuk ikut terlibat dalam proses demokrasi. Dia menjelaskan, demokrasi merupakan kunci sukses partai politik.
"Saya mengajak, anak-anak muda, ayo bersama-sama, karena pak ustaz, sekarang banyak orang yang marah protes. Tapi untuk pemilu, milihnya sama lagi, nggak mau berubah. Marah lagi, Marah lagi. Ini nggak adil, marah. Tapi nanti waktu milih, coba sekarang yang baru ada namanya PAN," ungkap wakil ketua MPR itu.