REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA – Singapura tengah menghadapi lonjakan kasus baru Covid-19. Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan mereka sedang menyelidiki peningkatan tersebut karena dianggap tak biasa.
Singapura pada Rabu (27/10) mencatatkan 5.324 kasus baru Covid-19. Itu merupakan angka infeksi terbesar yang pernah tercatat dalam sehari sejak negara tersebut menghadapi pandemi. “Angka infeksi hari ini luar biasa tinggi, sebagian besar karena banyak kasus positif Covid yang terdeteksi laboratorium penguji dalam beberapa jam di sore hari,” kata Kementerian Kesehatan Singapura dalam keterangannya pada Rabu malam.
Dari 5.324 kasus baru, sebanyak 4.651 di antaranya merupakan infeksi yang terjadi di masyarakat. Kemudian 661 kasus tercatat di asrama buruh migran sementara 12 lainnya adalah kasus impor. Hingga berita ini ditulis, Singapura sudah mencatatkan 184 ribu kasus Covid-19. Singapura pun melaporkan 10 kematian pada Rabu. Penambahan itu menjadikan total korban yang meninggal akibat Covid-19 di sana menjadi 349 jiwa.
Terkait lonjakan infeksi baru, Kementerian Kesehatan Singapura akan melakukan penyelidikan. “Kementerian Kesehatan sedang melihat lonjakan kasus yang tidak biasa ini dalam waktu relatif singkat dan memantau dengan cermat tren dalam beberapa hari ke depan,” katanya.
Kementerian Kesehatan Singapura sedang memantau beberapa klaster yang tercakup dalam lonjakan kasus baru Covid-19. Pertama adalah klaster Institute of Mental Health. Sebanyak sembilan kasus baru berasal dari sana. Sejauh ini, terdapat 153 pasien Covid-19 yang terkait dengan klaster tersebut.
Klaster lain yang sedang diawasi adalah Maple Bear Loyang, Banyan Home @ Pelangi Village di Buangkok, Home for the Age Bukit Batok, MWS Christalite Methodist Home di Marsiling, dan PCF Sparkletots @ Zhenghua di Senja Road.
Lonjakan kasus baru Covid-19 di Singapura terjadi setelah negara tersebut melonggarkan beberapa pembatasan sosial. Peningkatan kasus membuat Singapura menunda pembukaan atau pelonggaran lebih lanjut. Pekan lalu, kota-kota di sana telah memutuskan memperpanjang pembatasan sosial hingga sebulan mendatang. Hal itu diharapkan dapat membendung dan menekan penyebaran infeksi virus corona.
Jika dilihat dari kurva, peningkatan kasus baru Covid-19 di Singapura mulai terjadi sejak 23 Agustus lalu. Saat itu, Singapura melaporkan 98 kasus baru. Angka infeksi terus bertambah setiap hari dan mencapai puncak pada 9 Oktober lalu saat Singapura mencatatkan 3.703 kasus baru.
Setelah itu, angka infeksi di sana selalu menyentuh angka 3.000. Secara berangsur, infeksi mengalami kenaikan hingga menyentuh angka lebih dari 5.000.
Menurut Kementerian Kesehatan Singapura, hingga Rabu sebanyak 20.895 warga di sana telah pulih dari Covid-19 setelah menjalani isolasi mandiri. Sementara itu, 4.589 pasien berada di fasilitas perawatan masyarakat. Sebanyak 849 pasien ditempatkan di fasilitas perawatan. Kemudian 1.777 lainnya berada di rumah sakit untuk observasi. Menurut Kementerian Kesehatan Singapura, saat ini terdapat 308 pasien yang membutuhkan suplmentasi oksigen di bangsal rumah sakit umum.
Terdapat 76 pasien dalam kondisi tak stabil dan dalam pengawasan ketat di unit perawatan intensif (ICU). Ada pula 66 pasien kritis dan diintubasi di ICU. Dari total 357 tempat tidur ICU, saat ini 142 di antaranya digunakan pasien Covid-19. Sedangkan 143 lainnya ditempati oleh pasien non-Covid. Kemudian 72 tempat tidur belum terisi.
Singapura masih melaksanakan kampanye vaksinasi. Sejauh ini, sebanyak 80 persen populasi di sana telah divaksinasi penuh atau menerima dua dosis.