REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Forum Rektor Indonesia (FRI) Profesor Panut Mulyono mengapresiasi langkah pemerintah dalam menggenjot program Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) dan menunjuk Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) sebagai penggerak dalam menjalankan program ini.
"Saya mengapresiasi semakin masifnya GNRM yang tengah dilakukan pemerintah. GNRM sangat berpengaruh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menuju kehidupan yang lebih baik," kata dia di Jakarta, Jumat (28/10).
Prof Panut mengatakan, mengubah perilaku masyarakat melalui gerakan revolusi mental tidak bisa instan. Gerakan revolusi mental harus berjalan terus karena merubah kebiasaan lama yang kurang produktif menjadi lebih produktif ini membutuhkan waktu. Oleh sebab itu, sambung dia, apa yang dilakukan pemerintah dengan menggandeng berbagai elemen masyarakat sudah sangat tepat.
"Kita tahu bahwa dalam melakukan GNRM ini pemerintah memiliki mitra strategis, termasuk kami FRI juga dilibatkan didalamnya. Upaya-upaya ini sebagai bukti keseriusan pemerintah dalam menggerakkan revolusi mental di seluruh tatanan masyarakat," imbuhnya.
Bahkan, gerakan revolusi mental sudah ditanamkan untuk memperhatikan generasi bangsa semasih dalam kandungan. Para ibu hamil diminta lebih memperhatikan gizi anak dalam kandungan agar terhindar dari sunting dengan tujuan untuk menciptakan Indonesia Emas di masa mendatang.
Disinggung mengenai peran revolusi dalam menghadapi pandemi, Prof Panut memaparkan, revolusi mental menjadi salah satu garda terdepan dalam mengubah perilaku agar hidup lebih bersih, taat protokol kesehatan, dan tertib dengan anjuran pemerintah untuk menerapkan 3M (Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci tangan dengan sabun) hingga bergotong royong mengentaskan Covid-19 dengan vaksinasi sebagai bukti peran revolusi mental menumbuhkan rasa kebersamaan agar pandemi lekas teratasi.
"Masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan, peduli terhadap sesama itu sangat penting, itu sebagai bentuk revolusi mental. Perilaku yang baik, saling menghargai, mudah diatur, mudah ditata dan yang mengatur juga memiliki memiliki visi yang sama menuju Indonesia Maju. Maka, Indonesia mandiri secara ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dan Indonesia maju bisa dicapai bersama-sama," bebernya.
Terpisah, menurut Ketua Umum Presidium Pusat Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi), Wiryawan Gerakan Nasional Revolusi Mental merupakan upaya yang baik dari Negara. Tetapi penting juga negara (Birokrasi) memberi contoh kepada masyarakat dalam upaya mempraktikkan Revolusi mental tersebut.
"Jika negara memberi contoh yang baik saya rasa rakyat juga akan mengikuti, tegakan hukum se- tegak-tegaknya," kata dia.
Momentum Sumpah Pemuda, lanjut dia, adalah saat merefleksikan bagaimana dulu para pemuda 93 tahun yang lalu bersumpah untuk ber-tumpah darah, berbangsa, dan berbahasa satu.
"Momentum ini tentunya untuk menguatkan persatuan Indonesia, terkhusus kaum muda, jika pemuda bersatu dan kuat Indonesia juga akan kuat. Dan itu sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Revolusi Mental," tutur dia.
Ketua Umum PP GMKI Jefri Gultom menambahkan, di era teknologi digital, bukan soal siapa yang besar dan siapa yang kecil. Namun, siapa yang lihai beradaptasi dengan perubahan zaman.
"Momentum Sumpah Pemuda 2021 ini bersamaan dengan semangat pemerintah yang sedang menginisiasi GNRM. Pemerintah harus memiliki komitmen melibatkan kaum muda berpartisipasi, memberikan ruang kreativitas dan inovasi. Kasih mereka kesempatan untuk belajar sekaligus memimpin mendukung keterlibatan mereka dalam berbagai momentum kebangsaan," kata dia.