Selasa 02 Nov 2021 00:52 WIB

Australia Longgarkan Perbatasan Internasional

Australia tutup pintu internasionalnya 18 bulan lalu dan terapkan pembatasan ketat

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Penumpang yang melakukan perjalanan dengan Penerbangan SQ237 dari Singapura terlihat keluar dari terminal kedatangan internasional di Bandara Tullamarine di Melbourne, Australia, 01 November 2021.
Foto: EPA-EFE/JAMES ROSS AUSTRALIA AND NEW ZEALAND
Penumpang yang melakukan perjalanan dengan Penerbangan SQ237 dari Singapura terlihat keluar dari terminal kedatangan internasional di Bandara Tullamarine di Melbourne, Australia, 01 November 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia melonggarkan perbatasan internasional untuk pertama kalinya sejak pandemi virus corona pada Senin (1/11). Kini orang yang sudah divaksin lengkap dapat berjalan-jalan dengan bebas dan keluarga berkumpul kembali. Pelonggaran ini menjadikan bandara tempat reuni yang mengharukan.

Setelah menerapkan peraturan perbatasan virus corona paling ketat di dunia selama 18 bulan, kini jutaan warga Australia dapat bepergian tanpa izin atau harus dikarantina terlebih dahulu. Kebebasan perjalanan masih terbatas bagi warga Australia, keluarga mereka, dan pemukim tetap Negeri Kanguru. Rencana ini akan diperluas bagi wisatawan dan pekerja internasional. Keduanya sangat dibutuhkan untuk membangkitkan kembali Australia.

Baca Juga

Penerbangan pertama yang tiba dari Sydney pada Senin pagi berangkat dari Singapura dan Los Angeles. Banyak penumpang yang disambut keluarga dan teman yang menangis setelah lama tidak berjumpa. Para penumpang juga disambut pegawai maskapai yang memegang spanduk dan memberi mereka bunga dan biskuit coklat.

"Sedikit takut dan menyenangkan. Saya datang untuk melihat ibu saya karena 'dia tidak begitu sehat'," kata Ethan Carter yang mendarang dengan Qantas Airways dari Los Angeles.

"Maka ini sangat menggelisahkan dan bersemangat dan saya tidak sabar melihatnya," kata Carter yang sudah di luar negeri selama dua tahun.

Di Melbourne, pesawat Singapore Airlines disemprot air saat mendarat di landasan sebagai bentuk perayaan kembalinya pesawat dari Singapura. Australia menerapkan respons pandemi virus korona terketat di dunia. Negeri Kanguru menutup pintu internasionalnya 18 bulan yang lalu. Mereka melarang turis masuk dan melarang warganya keluar atau masuk kecuali untuk alasan-alasan tertentu.

Ketatnya peraturan ini membuat banyak warga Australia tidak menghadiri acara penting seperti pernikahan dan pemakaman dan mencegah orang bertemu keluarga dan teman-temannya. Keputusan melonggarkan peraturan di Negara Bagian Victoria, New South Wales dan Capital Territory ini diambil setelah Australia mengubah strateginya dalam menanggapi pandemi virus corona. Kini mereka memilih hidup bersama virus sementara terus mendorong angka vaksinasi.

Varian Delta memaksa Sydney dan Melbourne ditutup selama berbulan-bulan. Kasus infeksi Covid-19 di Australia masih jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain. Negeri Kanguru hanya mencatat sekitar 170.500 kasus positif dan 1.743 kasus kematian akibat Covid-19.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement