Selasa 02 Nov 2021 08:22 WIB

Shelter dan Bus Biskita Transpakuan Dirancang Low Deck

Sekitar 10 persen dari 49 unit Biskita Transpakuan ramah penyandang disabilitas.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Erik Purnama Putra
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto berpose di depan armada Biskita Transpakuan bantuan dari BPTJ Kemenhub.
Foto: Dok Pemkot Bogor
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto berpose di depan armada Biskita Transpakuan bantuan dari BPTJ Kemenhub.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menjelang peluncuran 10 unit bus Biskita Transpakuan di Kota Bogor bantuan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Kementerian Perhubungan (BPTJ Kemenhub) pada Selasa (2/11), pembangunan shelter di beberapa titik masih berjalan. Desain shelter dan bus tersebut disebut ramah untuk penyandang disabilitas, karena memiliki konsep low deck.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, Eko Prabowo mengatakan, berdasarkan informasi yang dimilikinya, sebanyak 10 persen dari 49 unit bus yang akan diterima Kota Bogor pada tahun ini, didesain mudah diakses disabilitas. Adapun selama uji coba, penumpang digratiskan naik armada bus rapid transit (BRT) tersebut.

"Pembangunan shelter masih berjalan karena kontraknya sampe November (2021). Semua shelter bisa (untuk disabilitas) karena low deck. Bukan high deck, busnya juga. Nanti naiknya ada peralatan khusus untuk disabilitas," ujar Eko di Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (1/11).

Bus yang diterima Kota Bogor melalui subsidi dalam bentuk buy the service (BTS), akan beroperasi di Koridor 5. Eko menyebutkan, di Koridor 5 ada belasan titik pemberhenti. Bus akan melintasi rute Ciparigi, Warung Jambu, Ahmad Yani, Air Mancur, Flyover Martadinata, Merdeka, Jembatan Merah, dan Stasiun Bogor.

Kemudian dari Stasiun Bogor kembali lagi menuju Ciparigi melalui Jalan Juanda, Sudirman, Pemuda, Warung Jambu, Sholeh Iskandar, Talang, dan Simpang Pomad. "Shelter Koridor 5 ada belasan titik berhenti. Ada shelter ada bus stop, cuma tanda. Di titik titik koridor. Tergantung titik geofencing-nya," kata Eko.

Menurut Eko, armada tersebut didesain memiliki tempat untuk menyimpan sepeda di bagian depan bus. Selain itu, dari informasi yang diberikan Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) selaku operator, terpasang lampur ultraviolet (UV) di dalam bus yang dipercaya bisa mengurangi virus corona.

"Kapasitas maksimal tempat duduk 20 (orang), berdiri 15. Karena kita berada di PPKM Level 2, itu maksimalnya penumpang 100 persen tetap dengan protokol kesehatan," ujar Eko. Adapun ketika Biskita Transpakuan sudah beroperasi maka tiga angkot harus dihilangkan. Hal itu sesuai program Pemkot Bogor 3:1, yaitu satu bus menggantikan peran tiga angkot sebagai transportasi umum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement