REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Iit Septyaningsih, Fauziah Mursid
Berdasarkan hasil evaluasi Satgas Penanganan Covid-19, pandemi Covid-19 saat ini sudah cukup terkendali, dengan jumlah kasus aktif yang terus menurun. Hanya, harus diwaspadai terjadinya tren kenaikan kasus di 131 kabupaten atau kota dalam beberapa hari terakhir.
Per 1 November, kasus baru positif Covid-19 atau tambahan harian sebanyak 403 kasus, turun dari 523 kasus pada Ahad (31/10). Rata-rata tujuh hari (7DMA) saat ini berada di angka 619 kasus dan terjadi tren penurunan 99,1 persen dari puncak kasus konfirmasi harian pada 15 Juli 2021 (56.757 kasus).
Untuk kasus aktif secara nasional per 31 Oktober tercatat sebesar 12.318 kasus atau 0,3 persen dari total kasus, sudah turun 97,85 persen dari puncak 24 Juli 2021 (574.135 kasus). Angka ini jauh di bawah rata-rata angka global sebesar 7,4 persen.
Untuk tingkat kesembuhan (RR), persentase secara nasional sebesar 96,33 persen, lebih tinggi dari global sebesar 90,56 persen. RR di Jawa-Bali adalah 96,30 persen dan luar Jawa-Bali sebesar 96,39 persen.
Adapun tingkat kematian (CFR) secara nasional, yakni 3,38 persen, masih lebih tinggi daripada angka kematian global sebesar 2,02 persen. CFR di Jawa-Bali sebesar 3,50 persen dan luar Jawa-Bali, yaitu 3,12 persen.
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia saat ini terus menunjukkan perbaikan. Hal ini ditandai dengan penurunan kasus yang telah terjadi selama tiga bulan.
Menurut Satgas, tren perbaikan dan penularan kasus Covid-19 yang rendah di Indonesia ini disebabkan oleh lima hal. Pertama, tingginya kasus positif pada gelombang kedua infeksi menyebabkan meningkatnya jumlah penyintas Covid-19 yang kekebalan alami tubuhnya meningkat.
“Kedua, meningkatnya usaha dan cakupan program vaksinasi yang cukup signifikan dalam waktu cepat sehingga berkontribusi membentuk kekebalan tubuh masyarakat yang dibuktikan dengan data serosurveillance,” ujar Wiku saat konferensi pers, Selasa (2/11).
Ketiga, upaya pembatasan aktivitas masyarakat yang disesuaikan dengan kondisi daerah hingga tingkat kabupaten kota dan terus dievaluasi setiap dua pekan dinilai efektif untuk menekan penularan. Keempat, upaya pembatasan mobilitas yang tidak hanya dilakukan antarwilayah di Indonesia, tetapi juga dari luar negeri makin meminimalisasi potensi penularan kasus importasi.
“Kelima adalah pembukaan sektor sosial ekonomi dengan penuh kehati-hatian serta dibarengi dengan upaya disiplin prokes 3M yang diawasi pada setiap sektornya,” kata dia.
Wiku mengatakan, pascalonjakan kasus pada gelombang kedua infefksi pada Juli lalu, pemerintah terus melakukan upaya berlapis dan menyeluruh untuk menekan kasus. Satgas mencatat, penularan kasus di Indonesia saat ini cukup rendah dengan rata-rata penambahan kasus harian sekitar 700 kasus dan kasus aktif yang sebesar 0,29 persen.
Sementara, kesembuhan pun juga telah berada di angka 96,33 persen. Wiku menyebut, tren penurunan kasus ini terjadi di tengah aktivitas masyarakat yang mulai kembali berjalan normal.
Update situasi terkini perkembangan #COVID19 di Indonesia (2/11)
#LawanCovid19 #jagajarak #dirumahaja #pakaimasker pic.twitter.com/66qBAC7o0a
— Kemenkes RI (@KemenkesRI) November 2, 2021