REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak seperti pergantian Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebelumnya, Jenderal Andika Perkasa, tidak didampingi Marsekal Hadi Tjahjanto kala menghidiri uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) di Komisi I DPR, Kompleks Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (6/11). Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Andika juga cuma didampingi empat perwira tinggi (pati) TNI Angkatan Darat (AD).
Mereka adalah Inspektur Jenderal AD (Irjenad) Letjen Benny Susianto, Staf Ahli KSAD Bidang Hubungan Internasional Mayjen Jani Iswanto, Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) KSAD Mayjen Hendrasto Joko Saksono, dan Wakil Asrena KSAD Brigjen Adisura Firdaus Tarigan. Empat jenderal bintang tiga hingga satu tersebut yang mendampingi Andika saat menyampaikam visi dan misi sebagai calon Panglima TNI di depan Komisi I DPR.
Baca: Pratikno dan Lika-liku Andika Menjadi Panglima TNI
Kondisi itu berbeda jauh dengan pergantian Panglima TNI dari Jenderal Gatot Nurmantyo ke Marsekal Hadi Tjahjanto pada awal Desember 2017. Gatot kala itu mengantar Hadi sampai ke gedung DPR untuk mengikuti uji kepatutan dan kelayakan yang diadakan Komisi I DPR. Bahkan, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Mulyono dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Ade Supandi ikut mengantar.
Hal itu sebagai tanda soliditas di tubuh TNI. Juga, Gatot ingin menunjukkan jika Hadi bakal menjadi atasannya di TNI. Apalagi, ia masih ada masa dinas beberapa bulan sebelum pensiun. "Rekan-rekan sekalian, saya kemudian Pak KSAL dan KSAD datang ke sini mendampingi Pak Hadi. Bukan mendampingi (ikut tes di Komisi I DPR), mengantar saja," kata Gatot kala itu.
Pemandangan serupa juga terjadi kala pergantian Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) dari Jenderal Idham Azis ke Komjen Listyo Sigit Prabowo. Sama seperti Gatot mengantar Hadi, Idham yang segera memasuki masa pensiun mengantar Listyo ke Kompleks Senayan untuk menghadapi uji kepatutan dan kelayanan di Komisi III DPR, selaku mitra Polri.
Sayangnya, Jenderal Andika tidak diantar Marsekal Hadi. Pada hari itu, Hadi bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengunjungi Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Selain bertemu tokoh lintas agama, Hadi dan Listyo meresmikan perumahan Brimob di Labuan Bajo. Di situ, Hadi juga menyinggung banyak turis yang bakal mendatangi Labuan Baju sehingga warga harus bersiap.
"Semoga kita mampu bersinergi dan berkolaborasi sesuai bidang masing-masing untuk membangun bangsa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Hadi usai silaturahim dengan tokoh agama di Labuan Bajo dalam siaran pers Puspen TNI.
Baca: Skenario Dudung KSAD, Andika Panglima TNI
Selama ini, Andika memang terlihat jarang menghadiri acara di Mabes Cilangkap yang diadakan Hadi. Dalam catatan Republika, Andika lebih sering tidak hadir di acara yang dihadiri Hadi. Dia diwakili Wakil KSAD, yaitu Letjen Tatang Sulaiman, M Fachruddin, hingga Letjen Agus Bakti Fadajri. Bahkan, saat acara tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Kalibata menyambut HUT TNI pada 5 Oktober 2021, Andika juga tidak terlihat hadir.
Jenderal Andika pun menjawab pertanyaan wartawan usia menyelesaikan uji kelayakan dan kepatutan dengan Komisi I DPR, terkait dua kepala staf dan Panglima TNI yang tidak ikut mengantarnya. Dia tidak masalah tak diantar Hadi ke Kompleks Senayan. Andika menganggap hal itu bukan keharusan.
Dia menyebut, tidak ada ketentuan yang mengharuskan calon Panglima TNI didampingi. "Enggak ada tradisinya memang," ucap Andika.
Dia juga mengaku, sempat berkomunikasi dengan Laksamana Yudo Margono, yang sempat digadang-gadang menjadi Panglima TNI. Andika mengungkapkan, Yudo memberi selamat kepadanya lantaran dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Panglima TNI ke-21. Adapun Yudo selama ini memiliki kedekatan dengan Hadi. "Beliau menyampaikan selamat," kata Andika menyinggung pesan Yudo.
Sementara itu, Komisi I DPR menyetujui pencalonan Jenderal Andika sebagai Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi. "Memberikan persetujuan terhadap pengangkatan calon panglima TNI kepada Jenderal TNI Andika Perkasa sebagai Panglima TNI," kata Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid usai mendengar pemaparan dari Andika.
Politikus Partai Golkar itu menyatakan, persetujuan yang diambil berdasarkan hasil kesimpulan rapat internal Komisi I DPR, setelah mendengarkan pemaparan visi dan visi calon Panglima TNI dan pandangan seluruh fraksi.
Selain itu, Komisi I DPR juga menyetujui pemberhentian dengan hormat kepada Marsekal Hadi sebagai Panglima TNI. Adapun rapat dengar pendapat umum berlangsung selama tiga jam. Keputusan itu akan dibawa Komisi I DPR untuk dibawa ke rapat paripurna pada Senin (8/11).
Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati menyebut Andika memang layak dijadikan Panglima TNI. "Tepat banget Jenderal Andika menjabat Panglima TNI," kata Susaningtyas.
Baca: Mayjen Dudung di Antara Patung Sukarno dan Gatot Nurmantyo
Menurut dia, Andika merupakan erwira yang cerdas dan memiliki wibawa di mata internasional. Selain itu, keunggulan menantu AM Hendropriyono tersebut juga memahami tentang organisasi TNI.
"Beliau tidak hanya memahami matra darat saja, tetapi matra laut dan udara," kata eks anggota Komisi I DPR tersebut.
Selain itu, Andika memiliki pendekatan humanis dalam merespons persoalan sosial di internal TNI AD. Misalnya, Andika menghapus uji keperawanan dalam seleksi masuk Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) serta membantu operasi prajuritnya yang didiagnosis mengidap penyakit hipospadia.