Selasa 09 Nov 2021 06:20 WIB

Obama Dorong COP26 Bahas Nasib Negara Kepulauan

Negara kepulauan tekan Obama di COP26 atas kegagalan AS penuhi janji perubahan iklim

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Mantan Presiden AS Barack Obama berbicara selama KTT Iklim PBB COP26 di Glasgow, Skotlandia, Senin, 8 November 2021.
Foto: Jane Barlow/PA via AP
Mantan Presiden AS Barack Obama berbicara selama KTT Iklim PBB COP26 di Glasgow, Skotlandia, Senin, 8 November 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, GLASGOW -- Mantan presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mendorong konferensi perubahan iklim PBB atau COP26 mengatasi risiko negara-negara kepulauan dari naiknya permukaan air laut. Obama mengatakan kisah itu sangat penting sebab diskusi mengenai risiko itu dalam perundingan iklim 2015 menghasilkan Perjanjian Paris.

Dalam Pernjanjian Iklim Paris, negara-negara berkomitmen untuk menahan suhu bumi di bawah 2 derajat Celsius di bawah level pra-industri. "Saya telah dibentuk oleh pengalaman saya tumbuh di Hawaii, kita harus bertindak sekarang dengan adaptasi dan daya tahan," kata Obama di Glasgow, Skotlandia, Senin (8/11).

Baca Juga

Pemimpin negara-negara kepulauan menekan Obama di COP26 atas kegagalan AS dan negara Barat lainnya memenuhi janji menyediakan 100 miliar dolar AS per tahun untuk membiayai upaya mengatasi perubahan iklim. "Di antara yang lain, AS yang paling kurang membayar bagiannya dalam pembiayaan iklim. Kini kami yang paling rentan diminta tahan dan tunggu. Negara-negara maju telah mengecewakan kami," kata Perdana Menteri Fiji Frank BaBainimarama.

Obama tiba di COP26 pada pekan kedua negosiasi perubahan iklim tersebut yang fokus pada detail yang perlu disepakati 190 negara lebih dalam mengimplementasi Perjanjian Paris lebih jauh. Dalam pertemuan itu, Obama bertujuan menunjukkan betapa jauhnya dunia sejak Perjanjian Paris, kesepakatan yang dicapai dan ditandatangani enam tahun yang lalu. Namun ia juga menekankan pekerjaan yang sulit masih menanti.

Ia mengatakan terdapat kesenjangan besar antara proyeksi optimistis Badan Energi Internasional pekan lalu dan janji korporat dalam membatasi pemanasan global ke 1,8 derajat Celsius. Prediksi PBB menyatakan rencana saat ini mengarah pada 'bencana' kenaikan suhu 2,7 derajat Celsius pada akhir abad.

"Itu akan menciptakan perbedaan besar bagi negara kepulauan, setiap derajat yang dapat kita mitigasi berarti," kata Obama.

Obama juga dijadwalkan bertemu dengan aktivis-aktivis perubahan iklim remaja. Ia mengatakan para aktivis itu akan terus menekan pemerintah mengambil tindakan untuk mengatasi perubahan iklim.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement