REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rektor Universitas Airlangga (Unair) Mohammad Nasih mengaku pihaknya telah menyelesaikan uji praklinik Vaksin Merah Putih terhadap hewan makaka dengan hasil yang menggembirakan. Unair bahkan telah menyerahkan sheet Vaksin Merah Putih kepada PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia sebagai pihak yang nantinya akan memproduksi vaksin tersebut.
Nasih menyatakan, berdasarkan hasil uji praklinik, Vaksin Merah Putih dinyatakan sangat aman. Kecuali untuk makaka yang memiliki penyakit penyerta. Artinya, kata dia, Vaksin Merah Putih Unair tidak bisa digunakan untuk mereka yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
Dari sisi khasiat, Nasih mengklaim Vaksin Merah Putih yang dikembangkan memiliki tingkat efikasi mencapai 93,8 persen. "93,8 persen ini untuk di posisi makaka. Tentu dengan proses lanjutan dengan optimalisasi dan formulasi yang lebih baik, kita berharap ini akan bisa mencapai lebih tinggi dari 93,8 persen," ujar Nasih di Kampus C Unair, Surabaya, Selasa (9/11).
Tahap selanjutnya, kata Nasih, adalah produksi Vaksin Merah Putih dalam skala percontohan yang nantinya digunakan untuk uji coba. Karena untuk bisa menguji coba terhadap manusia, kata dia, harus ada proses produksi dalam sebuah industri. Selain itu, kata dia, pihaknya tengah mengupayakan untuk mendapat sertifikat halal.
"Ini proses yang dilanjutkan oleh kawan-kawan Biotis. Artinya tugas Unair sampai sejauh ini relatif sukses. Langkah selanjutnya dari RSUD dr Soetomo yang kan melakukan uji klinis," ujarnya.
Pihak rumah sakit, kata Nasih, sudah menerbitkan woro-woro untuk relawan yang bersedia ikut uji klinis. Sehingga jika ada anggota masyaralat yg belum vaksin dan menunggu Vaksin Merah Putih bisa segera mendaftar di website yang telah diumumkan RSUD dr Soetomo yang menjadi leading sektor uji klinis tahap 1, tahap 2, maupun tahap 3.