REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam surat Al Kahfi, diceritakan tentang sekelompok pemuda yang tinggal di gua untuk menghindari kaumnya karena mereka mentauhidkan Allah SWT.
Dikutip dari Mukhtashar Al Bidayah wa An-Nihayah dari Ibnu Katsir, sebagian ahli tafsir menyebutkan mereka hidup setelah Isa sebagai orang-orang Nasrani. Kaum mereka adalah kaum musyrik yang menyembah berhala.
Mereka hidup pada zaman Raja Dikianus. Ketika hari raya kaum mereka tiba, mereka menyaksikan kebiasaan bersujud kepada patung-patung dan mengagungkannya. Allah memberikan ilham dan petunjuk kepada mereka sehingga mereka mengerti kaumnya itu melakukan sesuatu yang tiada guna.
Mereka pun keluar dari agama kaumnya dan condong kepada ibadah untuk Allah, yang tiada sekutu bagi-Nya. Para pemuda itu sepakat tinggal di satu tempat. Mereka mengasingkan diri dari kaumnya dan pergi menuju sebuah gua, lalu Allah menidurkan mereka selama berabad-abad.
Mereka tidak makan dan minum. Allah Subhanahu wa Ta'ala membolak-balikkan mereka agar tubuh mereka tidak mengalami kerusakan. Mata mereka dalam keadaan terbuka. Mereka bersama anjingnya yang meletakkan kedua kaki depannya di pintu gua. Siapa saja menyaksikan pemandangan ini akan merasa sangat takut.