Senin 15 Nov 2021 13:48 WIB

Diabetes Pengaruhi Siklus Menstruasi?

Perempuan dengan diabetes tipe 2 memiliki risiko untuk mengalami anovulasi.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Perempuan dengan diabetes tipe 2 memiliki risiko untuk mengalami anovulasi.
Foto: Flickr
Perempuan dengan diabetes tipe 2 memiliki risiko untuk mengalami anovulasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diabetes dapat menyebabkan banyak perubahan di dalam tubuh. Salah satu dampak terbesar diabetes pada kesehatan perempuan adalah siklus menstruasi yang tak teratur.

Perempuan dengan diabetes tipe 2 memiliki risiko untuk mengalami anovulasi. Anovulasi merupakan kondisi di mana perempuan tak mengalami ovulasi atau indung telur tidak melepaskan sel telur ke tuba falopi.

Baca Juga

Kondisi tersebut akan membuat perempuan mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur. Padahal, perempuan biasanya memiliki siklus menstruasi normal selama 25-35 hari.

"Perempuan dengan diabetes rentan mengalami siklus menstruasi tak teratur atau tertunda, umumnya karena mereka tidak mengalami ovulasi teratur," jelas direktur obstetri dan ginekologi dari Fortis Hospital Shalimar Bagh Dr Sunita Varma, seperti dilansir News18, Senin (15/11).

Dr Varma menambahkan, perempuan dengan diabetes cenderung memiliki tubuh yang obesitas. Obesitas merupakan faktor utama pemicu ketidakseimbangan hormonal yang juga dapat menyebabkan anovulasi. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko komplikasi kesuburan dan bahkan meningkatkan risiko kanker rahim.

Selain itu, penyandang diabetes perempuan yang obesitas juga berisiko terhadap beberapa masalah kesehatan lain seperti anemia, kelelahan, dan kehilangan energi. Masalah-masalah tersebut bisa terjadi karena anovulasi dapat menyebabkan penebalan endometrium yang kemudian memicu perdarahan berat dan lama saat menstruasi.

Di sisi lain, perempuan dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau dikenal juga sebagai penyakit ovarium polikistik (PCOD) perlu mewaspadai risiko diabetes tipe 2 di kemudian hari. Alasannya, perempuan yang mengalami PCOS di masa remaja dan dewasa muda mereka cenderung mengalami hiperinsulinemia atau peningkatan kadar insulin darah. Perempuan dengan PCOS biasanya terkena diabetes tipe 2 di usia 40-an tahun dan mengalami masalah menstruasi tidak teratur.

Untuk menghindari kondisi ini, perempuan disarankan untuk benar-benar memperhatikan kondisi kesehatan mereka. Sebagai contoh, melakukan aktivitas fisik secara teratur dan menerapkan pola makan sehat untuk mengontrol kadar gula darah.

Perempuan perlu memeriksakan diri ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan bila mengalami gejala tertentu terkait menstruasi. Gejala tersebut di antaranya adalah tidak menstruasi selama lebih dari tiga bulan, mengalami perdarahan yang hebat atau lama ketika menstruasi, atau perdarahan di antara siklus menstruasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement