REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengemukakan, persediaan vaksin Covid-19 di fasilitas penyimpanan dinas kesehatan di tiga provinsi semakin mendekati masa kedaluwarsa. "Tolong hati-hati dengan vaksin kedaluwarsa. Jadi, ada beberapa provinsi yang laporannya sampai ke beliau," kata Budi dalam konferensi pers evaluasi PPKM yang diikuti dari Youtube Sekretariat Presiden di Jakarta, Senin (15/11) sore.
Beberapa provinsi yang dimaksud, di antaranya Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Budi menyampaikan rencana Kemenkes RI untuk mengalihkan vaksin yang mendekati tanggal kedaluwarsa menuju sejumlah daerah lain yang masih membutuhkan.
"Kalau misalnya sudah dekat-dekat kadaluwarsa, mungkin kita bisa mengalihkan ke provinsi-provinsi lain yang masih membutuhkan. Kita bisa alihkan ke TNI dan Polri," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Budi juga melaporkan capaian vaksinasi di Tanah Air yang terus menunjukkan tren positif. Hingga Senin siang, sudah 216 juta suntikan yang diberikan ke 130,6 juta rakyat Indonesia. Adapun sebanyak 84,5 juta masyarakat sudah mendapatkan vaksinasi lengkap.
"Jadi, dari target populasi yang 208 juta orang yang harus kita vaksinasi, 62 persen sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama, dan 40 persen sudah mendapatkan vaksinasi lengkap," katanya.
Budi mengatakan, capaian vaksinasi Indonesia terus bertengger pada angka capaian 1,6 juta sampai 2 juta suntikan per hari. Bila angka itu konsisten dicapai, kata Budi, diperkirakan sampai akhir 2021 bisa mencapai total suntikan 290 juta sampai 300 juta suntikan.
"Perkiraan untuk dosis satu 161 juta orang atau 78 persen dari target populasi dan proyeksi dosis duanya bisa mencapai sekitar 118 juta, itu mendekati 60 persen," katanya.
Budi memastikan capaian tersebut melampaui target yang diarahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang sebesar 40 persen dosis lengkap pada akhir tahun. Budi menambahkan, stok vaksin yang dimiliki Indonesia saat ini relatif aman untuk mengejar pencapaian target akhir tahun.
"Sampai sekarang ada 276 juta, 267 juta di antaranya sudah didistribusikan ke kabupaten/kota dan provinsi, yang sudah dipakai 206 juta. Jadi, masih ada stok sekitar 60 juta di kabupaten/kota dan provinsi," katanya.