Selasa 16 Nov 2021 18:59 WIB

Isyarat Pengetatan Libur Akhir Tahun Saat Kasus Naik Tipis

Pemerintah belum memberi kepastian bentuk gas dan rem bagi masa liburan akhir tahun.

Red: Indira Rezkisari
Sejumlah warga beraktivitas di kawasan Alun-Alun Bandung, Kota Bandung, Ahad (14/11). Kawasan Alun-Alun Bandung yang menjadi salah satu destinasi wisata kota mulai terlihat ramai dan dipadati pengunjung saat akhir pekan, seiring turunnya angka kasus Covid-19 dan status Kota Bandung yang saat ini menjadi PPKM Level 2. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto:

Senada dengan Wiku, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmidzi mengatakan pemerintah akan memantau perkembangan situasi dan kondisi kasus Covid-19 di Indonesia pada akhir tahun untuk memutuskan memperketat kebijakan penanganan. "Tentunya eskalasi yang kita lihat sejauh mana perkembangan dari tingkat laju penularan, mobilitas masyarakat. Kalau masih level aman, pemerintah tidak akan melakukan pengetatan seperti kemarin," katanya.

Ia menegaskan bahwa pemerintah Indonesia mengambil konsep gas dan rem, yakni melakukan pelonggaran apabila kasus mulai terkendali dan menginjak rem kembali jika dilihat mulai terjadi peningkatan kasus. "Kalau nanti di akhir tahun kita lihat peningkatan mobilitas sangat signifikan, pasti pemerintah akan mengambil langkah-langkah, setidaknya untuk mengerem lagi. Kebijakan kita rem dan gas, kapan harus rem, kapan harus gas," katanya.

Pemerintah akan terus menggunakan istilah PPKM dalam menerapkan kebijakan pengendalian Covid-19 di masyarakat. Dia menyebut PPKM sebagai alat kewaspadaan untuk melihat kondisi penularan Covid-19 di lapangan.

"PPKM itu jadi suatu alat kewaspadaan kita karena di sana dinilai juga laju penularan dan respon kapasitas. Jadi setiap dua minggu dilakukan umpan balik kepada kabupaten kota karena level PPKM-nya naik, berarti kalau naik itu tesnya kurang, tracing-nya kurang, atau kasusnya semakin meningkat. Jadi PPKM ini menjaga kita sebagai alarm sistem kita," katanya.

Sebagai langkah antisipasi peningkatan mobilitas masyarakat di akhir tahun, pemerintah akan melakukan pengetatan kebijakan untuk pelaku perjalanan dan orang-orang yang berwisata guna memastikan pada liburan Natal dan Tahun Baru tidak terjadi lonjakan kasus.

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) mengingatkan pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk bersiap mengantisipasi kemungkinan gelombang ketiga penularan Covid-19. Angka kasus penularan Covid-19 di berbagai daerah Indonesia memang mengalami penurunan hingga 99 persen, namun kewaspadaan harus terus ditingkatkan di masa pandemi, kata JK dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

"Indonesia saat ini sudah jauh menurun hingga 99 persen. Namun kita juga masih bersiap apabila terjadi gelombang ketiga. Tapi harapan kita, mudah-mudahan itu tidak terjadi," kata JK.

Potensi terjadinya gelombang ketiga penularan Covid-19 tersebut, lanjutnya, juga diprediksi di berbagai negara. Dia menyebutkan rata-rata angka kasus penularan di Indonesia menurun dari 50.000 menjadi 500 kasus per hari. "Indonesia saat ini sudah jauh menurun. Jika dilihat pada bulan Juni lalu itu 50 ribuan per hari dan sekarang rata-rata 500-an per hari atau turun hingga 99 persen," tambahnya.

Oleh karena itu, Wapres mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk terus menjaga kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan, terlebih lagi menjelang masa libur Natal dan tahun baru. JK juga mengatakan pemerintah saat ini telah bekerja baik dalam mengendalikan kasus penularan Covid-19, termasuk menyediakan fasilitas yang memenuhi standar.

Juru Bicara Penanganan Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Erlina Burhan, menilai kunci keberhasilan menghadapi pandemi adalah tetap menjalankan protokol kesehatan dan menghindari keramaian, termasuk berbagai perayaan yang menyebabkan kerumunan. "Kuncinya tetap prokes dan hindari keramaan. Virus itu menyebar dari interaksi dekat antar manusia kan," tegas Erlina.

photo
Bahaya swab test Covid-19 mandiri di rumah. - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement