Rabu 17 Nov 2021 12:15 WIB

Pfizer Izinkan Pil Covid-19 Paxlovid Dibuat Generik

Pfizer kecualikan China, Argentina dan Thailand dalam izin produksi pil Covid-19-nya.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
CEO Pfizer Albert Bourla mengatakan perusahaannya telah meneken kerja sama dengan Medicines Patent Pool, organisasi yang didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), agar obat Covid-19 yang dikembangkannya dapat diproduksi produsen obat generik di negara-negara lain.
Foto:

Awal bulan ini, Pfizer mengatakan, pil yang diproduksi perusahaannya mengurangi risiko gejala berat dan kematian hampir 90 persen pada orang dengan Covid-19. Pakar independen merekomendasikan untuk menghentikan studi perusahaan setelah mempertimbangkan hasil yang menjanjikan tersebut.

Pfizer mengatakan akan meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) dan regulator lainnya untuk mengesahkan pil tersebut sesegera mungkin. Sejak pandemi Covid-19 terjadi tahun lalu, para peneliti di seluruh dunia berlomba mengembangkan obat oral untuk mengobati penyakit wabah ini, yang dapat dibawa pulang dengan mudah untuk meredakan gejala, mempercepat pemulihan, dan membuat orang dapat segera keluar dari rumah sakit.

Saat ini, sebagian besar perawatan pada pasien Covid-19 harus diberikan secara intravena atau melalui suntikan. Inggris mengesahkan pil Merck awal bulan ini. Molnupiravir sedang menunggu persetujuan di tempat lain.

photo
Aturan pakai molnupiravir. - (Republika)

Dalam kesepakatan serupa dengan Medicines Patent Pool yang diumumkan pada Oktober, Merck setuju untuk membiarkan pembuat obat lain membuat pil Covid-19, molnupiravir, agar tersedia di 105 negara miskin.

Meski demikian, Doctors Without Borders mengaku kecewa atas kesepakatan Pfizer karena tidak membuat obat itu tersedia untuk seluruh dunia. Organisasi ini mencatat bahwa perjanjian yang diumumkan pada Selasa (16/11) itu juga mengecualikan negara-negara, termasuk China, Argentina dan Thailand.

"Dunia sekarang tahu bahwa akses ke alat medis Covid-19 perlu dijamin untuk semua orang, di mana pun, jika kita benar-benar ingin mengendalikan pandemi ini," kata Yuanqiong Hu, penasihat kebijakan hukum senior di Doctors Without Borders.

Keputusan Pfizer dan Merck untuk membagikan paten obat Covid-19 juga disebut sangat kontras dengan penolakan Pfizer dan pembuat vaksin lainnya untuk merilis resep vaksin perusahaan untuk produksi yang lebih luas. Kurang dari satu persen dari vaksin untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru dari Pfizer didistribusikan ke negara-negara miskin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement