REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inggris menyerukan tindakan internasional untuk mengatasi rasisme dalam masalah perangkat medis seperti oksimeter.Inggris mengatakan perbedaan efektivitas perangkat itu mungkin merenggut nyawa pasien etnis minoritas selama pandemi Covid-19.
Menteri Kesehatan Sajid Javid telah menugaskan peninjauan masalah setelah mengetahui bahwa oksimeter, yang mengukur kadar oksigen darah dan merupakan kunci untuk menilai pasien Covid, memberikan pembacaan yang kurang akurat untuk pasien dengan kulit lebih gelap.
"Ini persoalan sistemik di seluruh dunia. Ini menyangkut bias rasial di beberapa instrumen medis. Ini tidak disengaja tetapi ada dan oksimeter adalah contoh yang sangat bagus untuk itu," kata Javid selama wawancara dengan BBC.
Ditanya apakah orang mungkin meninggal karena Covid-19 sebagai akibat dari cacat alat tersebut, Javid berkata: "Saya pikir mungkin ya. Saya tidak memiliki fakta lengkapnya."
Dia mengatakan alasan perbedaan itu adalah karena banyak perangkat medis, obat-obatan, prosedur, dan buku pelajaran disatukan di negara-negara mayoritas kulit putih."Saya ingin memastikan bahwa kami melakukan sesuatu tentang hal itu tetapi tidak hanya di Inggris. Ini adalah masalah internasional jadi saya akan bekerja dengan rekan-rekan saya di seluruh dunia untuk mengubah ini," kata Javid.