Senin 22 Nov 2021 08:32 WIB

Mozaik Sejarah dalam Alquran: Kisah Pengembaraan Para Nabi

Alquran ungkap pengembaraan Nabi Musa, Zulkarnain, Thalut, Daud, Sulaiman & Nabi SAW.

Red: Ani Nursalikah
Mozaik Sejarah dalam Alquran: Kisah Pengembaraan para Nabi

Nabi Daud as mewariskan kepemimpinan dan kerajaan kepada putranya, Nabi Sulaiman as.

Sungguh, Kami telah memberikan ilmu kepada Daud dan Sulaiman. Keduanya berkata, “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari banyak hamba-Nya yang beriman.” Sulaiman telah mewarisi Daud. Sulaiman) berkata, “Wahai manusia, kami telah diajari bahasa burung dan diberi segala sesuatu. Sungguh, semua ini benar-benar karunia yang nyata.” Untuk Sulaiman dikumpulkan bala tentara dari jin, manusia dan burung, lalu mereka berbaris dengan tertib. Hingga, ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, “Wahai semut-semut, masuklah ke dalam sarangmu, agar tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.” Sulaiman tersenyum lalu tertawa karena perkataan semut itu. Dia berdoa, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku ilham untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” Dia memeriksa burung-burung lalu berkata, “Mengapa aku tidak melihat Hud-hud, apakah ia tidak hadir? Pasti akan kuhukum dengan hukuman yang berat atau kusembelih, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas.” Maka tidak lama kemudian datanglah Hud-hud, lalu berkata, “Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui. Aku datang kepadamu dari negeri Saba` membawa suatu berita yang meyakinkan. Sungguh, kudapati seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar.  Aku dapati dia dan kaumnya menyembah matahari, bukan kepada Allah; dan setan telah menjadikan indah bagi mereka perbuatan buruk mereka, sehingga menghalangi mereka dari jalan Allah, maka mereka tidak mendapat petunjuk. Mereka juga tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang di langit dan di bumi dan mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan kamu nyatakan. Allah, tidak ada tuhan melainkan Dia, Tuhan yang mempunyai ‘Arsy yang agung.” Sulaiman berkata, “Akan kami lihat, apakah kamu benar atau termasuk yang berdusta. Pergilah dengan membawa suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, dan perhatikanlah apa yang mereka bicarakan.” Balqis berkata, “Wahai para pembesar, sesungguhnya telah disampaikan kepadaku sebuah surat yang mulia. Surat itu dari Sulaiman yang isinya, “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Janganlah berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” Balqis berkata, “Wahai para pembesar, berilah aku pertimbangan dalam perkaraku ini. Aku tidak pernah memutuskan suatu perkara sebelum kamu hadir dalam majelisku.” Mereka menjawab, “Kita memiliki kekuatan dan keberanian yang luar biasa untuk berperang, tetapi keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan engkau perintahkan.” Balqis berkata, “Sesungguhnya raja-raja apabila menaklukkan suatu negeri, mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; demikian yang akan mereka perbuat. Sungguh, aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan membawa hadiah, dan aku akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh para utusan itu.” Ketika para utusan itu sampai kepada Sulaiman, dia berkata, “Apakah kamu akan memberi harta kepadaku? Apa yang Allah berikan kepadaku lebih baik daripada apa yang Allah berikan kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu. Kembalilah kepada mereka! Sungguh, kami pasti akan datangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak mampu melawannya, dan akan kami usir mereka dari negeri itu (Saba`) secara terhina dan mereka akan menjadi tawanan yang hina dina.” Sulaiman berkata, “Wahai para pembesar, siapakah di antara kamu yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku menyerahkan diri?” ‘Ifrit dari golongan jin berkata, “Akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu; sungguh, aku kuat melakukannya dan dapat dipercaya.” Seseorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka ketika Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari nikmat-Nya. Siapa yang bersyukur, sesungguhnya ia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri, dan siapa yang ingkar, sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi Mahamulia.” Sulaiman berkata, “Ubahlah singgasananya; kita akan melihat apakah dia mengenal atau tidak mengenalnya lagi.” Ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya, “Serupa inikah singgasanamu?” Balqis menjawab, “Seakan-akan itulah dia.” “Kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami orang-orang yang berserah diri kepada Allah.” Kebiasaannya menyembah selain Allah mencegahnya untuk menyatakan keislamannya. Sesungguhnya Balqis dahulu termasuk orang-orang kafir. Dikatakan kepada Balqis, “Masuklah ke dalam istana.” Maka ketika dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya penutup kedua betisnya. Sulaiman berkata, “Ini hanyalah lantai istana yang dilapisi kaca.” Dia berkata, “Ya Tuhanku, sungguh, aku telah berbuat zalim terhadap diriku. Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS 27:15-44)

Allah swt mempergilirkan kejayaan generasi demi generasi silih berganti.

Sungguh, telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah (Allah), karena itu berjalanlah ke segenap penjuru bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan rasul-rasul. Inilah (Al-Quran) keterangan yang jelas untuk semua manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Janganlah kamu merasa lemah, dan jangan pula bersedih hati, sebab kamu paling tinggi derajatnya, jika kamu orang beriman. Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka mereka pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Masa kejayaan dan kehancuran itu Kami pergilirkan di antara manusia agar mereka mendapat pelajaran, dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan agar sebagian kamu dijadikan-Nya gugur sebagai syuhada. Allah tidak menyukai orang-orang zalim. Dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang kafir. (QS 3:137-141)

Sumber : Majalah SM Edisi 24 Tahun 2019

Link artikel asli

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement