Rabu 24 Nov 2021 14:53 WIB

'Potensi SDA Tingkatkan Nilai Sertifikasi TKDN'

Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan negara lain terkait SDA melimpah.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Fasilitas manufaktur komponen otomotif. PTSI dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengembangkan kerja sama dengan fokus pada potensi Indonesia guna mendorong produk lokal bersertifikat tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
Foto: Dok
Fasilitas manufaktur komponen otomotif. PTSI dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengembangkan kerja sama dengan fokus pada potensi Indonesia guna mendorong produk lokal bersertifikat tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Surveyor Indonesia (Persero) atau PTSI Rosmanidar Zulkifli mengatakan PTSI dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengembangkan kerja sama dengan fokus pada potensi Indonesia guna mendorong produk lokal bersertifikat tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Hal ini bertujuan untuk meminimalisir impor. 

"Surveyor Indonesia bertekad membuat pengusaha UMKM di Indonesia naik kelas melalui sertifikat TKDN," ujar Rosmanidar dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (24/11).

Baca Juga

Kepala Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) Kemenperin  Nila Kumalasari mengatakan Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan negara lain terkait sumber daya alam (SDA) melimpah untuk menjadi bahan baku yang bisa meningkatkan komposisi TKDN.

"Memang ada beberapa hal tentang produk dalam negeri yang harus menjadi fokus perhatian yaitu masalah harga, isu masalah kualitas, pasokan, dan kenyamanan," ucap Nila.

Direktur PT Acer Indonesia Parman Iskak mengatakan Indonesia harus meningkatkan persentase TKDN hingga manufaktur sebesar 70 persen dan 30 persen lainnya untuk pengembangan lainnya.

"Persentase 70 persen tersebut berisi bahan baku tidak langsung, tenaga kerja, dan bahan penunjang itu bisa diakui, tapi bahan baku langsung diperhitungkan apabila made in Indonesia bukan dijual di Indonesia. Sepanjang bahan itu masih impor, tetap tidak diakui," ujar Parman.

Direktur Utama PT Zyrexindo Mandiri Buana Timothy Siddik menilai Indonesia perlu menjadikan merek yang sudah terverifikasi TKDN menjadi prioritas yang dipilih pemerintah. Menurut Timothy, Indonesia perlu sebuah merek produk yang identik dengan negara. 

"Banyak merek di dunia yang kalau kita sebut kita selalu hubungkan dengan nama sebuah negara. Negara kita perlu itu," ucap Timothy.

Timothy menyebut merek yang dijadikan prioritas dan berdampingan dengan nama negara merupakan suatu kebanggan dan membuat nilai lebih pada produk yang bersertifikasi TKDN. Timothy menilai Indonesia sebagai negara kaya memiliki potensi dari segi bahan baku.

"Ketika saya bicara dengan pabrik baterai di luar negeri, mereka mengatakan bahan baku mereka impor dari Indonesia. Namun, re-engineering masih di sana. Selain itu, timah yang ada di produk elektronik se-dunia, mungkin memiliki bahan baku dengan persentase 70 persen hingga 80 persen berasal dari Bangka Belitung," ucap Timothy.

Timothy meyakini produk Indonesia bisa bersaing di kancah global dengan besarnya pasokan bahan baku dalam negeri.

"Negara kita melimpah sumber bahan baku. Kita bisa fokus pada kebutuhan negara sendiri sehingga punya kebanggaan terhadap produk dalam negeri," kata Timothy.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement