REPUBLIKA.CO.ID, DETROIT -- Seorang siswa melepaskan tembakan di sebuah sekolah menengah di utara Detroit, Michigan pada Selasa (30/11) siang. Penembakan ini menewaskan tiga siswa dan melukai enam orang lainnya, termasuk seorang guru.
Undersheriff Oakland County, Michael McCabe, mengatakan tersangka merupakan seorang siswa kelas dua SMA berusia 15 tahun. Dia ditahan dalam waktu lima menit setelah petugas menerima panggilan darurat 911. McCabe mengatakan, petugas menemukan pistol tersangka yang menyerah tanpa perlawanan.
“Tersangka melepaskan beberapa tembakan. Ada banyak korban. Sangat disayangkan saya harus melaporkan bahwa kami memiliki tiga korban meninggal sekarang, yang semuanya diyakini adalah siswa. Enam orang lainnya yang tertembak, salah satunya adalah guru sekolah," ujar McCabe, dilansir Aljazirah, Rabu (1/12).
Menurut pernyataan dari kantor sheriff, petugas penegak hukum menanggapi panggilan darurat sekitar pukul 12.55 waktu setempat. Petugas mengunci sekolah untuk mencari tersangka dan kemungkinan ancaman lainnya. Setelah area tersebut dibersihkan, toko kelontong Meijer yang berada di seberang jalan diubah menjadi area penjemputan bagi orang tua untuk berkumpul kembali dengan anak-anak mereka.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berbicara tentang penembakan itu saat berpidato di Minnesota pada Selasa malam. Dia menyampaikan duka cita yang mendalam kepada seluruh keluarga korban.
“Hati saya tertuju pada keluarga selama kesedihan yang tak terbayangkan karena kehilangan orang yang dicintai. Seluruh komunitas berada dalam keadaan syok saat ini,” kata Biden.
Anggota Kongres AS Elissa Slotkin, yang mewakili Oxford, menyebut penembakan itu sangat menyakitkan bagi Michigan. Dia menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada seluruh keluarga korban.
"Saya menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga dari tiga siswa yang telah kehilangan nyawa mereka. Kita harus terus berdoa bagi siswa dan guru yang terluka, dan untuk siswa yang shock saat ini," ujar Slotkin.
Gubernur Michigan Gretchen Whitmer mengecam penembakan itu. Dia mengatakan, tindakan terhadap kekerasan senjata merupakan krisis kesehatan masyarakat. “Sebagai Michiganders, kami memiliki tanggung jawab untuk melakukan segala yang kami bisa untuk melindungi satu sama lain dari kekerasan senjata. Tidak seorang pun harus takut untuk pergi ke sekolah, bekerja, rumah ibadah atau bahkan rumah mereka sendiri,” kata Whitmer.
Kekerasan senjata mematikan telah meningkat di AS selama dua tahun terakhir. Menurut Gun Violence Archive, sebuah kelompok penelitian, pada 2020, terdapat 611 insiden penembakan massal di AS.
Awal tahun ini, Presiden Biden menyebut penembakan massal sebagai tindakan yang memalukan secara nasional. Biden bersumpah untuk mengekang kekerasan senjata.