Kamis 02 Dec 2021 02:19 WIB

Vaksin Booster Belum Diperlukan Hadapi Varian Omicron

Masyarakat yang belum mendapat vaksin diimbau segera ikut vaksinasi Covid-19.

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Agus raharjo
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dr. Siti Nadia Tarmizi M-Epid
Foto: Istimewa
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dr. Siti Nadia Tarmizi M-Epid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Varian baru Covid-19, Omicron kini tengah mengguncang dunia. Dikhawatirkan, varian baru ini juga bakal masuk Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menilai, penguat (booster) vaksin Covid-19 belum dibutuhkan untuk menghadapi Omocron karena belum semua target sasaran telah mendapatkan imunisasi dosis lengkap.

"Vaksin booster belum diperlukan, yang penting seluruh sasaran vaksinasi mendapatkan dosis lengkap, yaitu dosis satu dan dua," ujar Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat berbicara di konferensi virtual FMB9 bertema Vaksinasi Turun Percepatan Vaksinasi Terus Berjalan, Rabu (1/12).

Baca Juga

Dia menyontohkan, ada negara-negara lain yang cakupan vaksinasinya sudah 50-60 persen tapi karena masih menyisakan kelompok sasaran yang belum divaksin. Kondisi ini menjadi celah menularkan virus dan berkembang dalam masyarakat. Kemudian, dia melanjutkan, kalau virus itu punya kesempatan untuk menyebar dan menginfeksi lebih banyak orang maka lebih mudah menghasilkan mutasi atau varian baru karena itu bagian dari adaptasinya. 

"Sehingga, ini menjadi penting untuk menyegerakan saudara-saudara kita yang belum mendapatkan vaksin dosis pertama dan kedua. Tujuannya supaya tidak ada celah untuk virus berkembang dan menyesuaikan diri kemudian menghasilkan varian baru," katanya.

Hingga saat ini, Kemenkes mencatat jumlah total masyarakat yang mendapatkan vaksin dosis pertama sekitar 138 juta atau 67 persen. Kemudian yang mendapatkan dosis kedua di angka 95,5 juta atau baru 45,8 persen. Nadia Tarmizi menambahkan, dari seluruh target sasaran berusia di atas 12 tahun, kelompok lanjut usia (lansia) jadi perhatian Kemenkes.

Sebab baru 53 persen dari total lansia yang mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan yang mendapatkan dosis kedua hanya 34 persen. Jadi, dia melanjutkan, saat ini yang menjadi perhatian Kemenkes adalah berbagi vaksin dengan target sasaran lain yang belum divaksin karena ketersediaannya yang terbatas. Terbatasnya vaksin maka yang terpenting dan paling baik adalah seluruh kelompok sasaran mendapatkan dosis lengkap.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement