REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Massa aksi Reuni 212 yang ingin menuju Patung Kuda, Jakarta Pusat (Jakpus), akhirnya gagal berkumpul dan tersebar di banyak lokasi. Hal itu lantaran polisi dan aparat gabungan menjaga ketat lokasi.
Meski demikian, mobil komando lengkap dengan beberapa pengaman berbaju putih di depannya, terus mencoba mengumpulkan massa untuk tetap bergerak menuju Patung Kuda. Mereka terhambat lantaran akses menuju titik tersebut ditutup sejak Rabu (1/12) malam WIB.
Mobil komando, akhirnya tetap maju ke Jalan Kebon Sirih dan mencoba mengumpulkan massa yang terpecah lainnya. Sementara itu, berdasarkan pantauan Republika di lokasi, belasan massa Reuni 212 yang berkumpul di Jalan MH Thamrin di seberang Wisma Mandiri, bercekcok dengan aparat lantaran menolak dibubarkan.
Salah satu massa aksi Reuni 212, Agus (45 tahun) mengaku, kecewa dengan keadaan penutupan akses tersebut. Pasalnya, aksi yang dilakukannya dan peserta lain dari banyak daerah, khususnya Tangerang, Provinsi Banten merupakan bentuk damai dan tak membuat kericuhan apapun.
"Giliran demo buruh aja boleh ke sana. Diterima malahan," ucap Agus mengeluh di lokasi saat ditemui wartawan.
Muhammad Arief (55), peserta Reuni 212 asal Kota Depok, Jawa Barat mengatakan, aksi kali ini merupakan ajang bersilaturahim umat Muslim dari seluruh Indonesia. Kendati demikian, Arief menilai, kepolisian malah mengekang dan mencoba menyudutkan peserta aksi.
"Kita seperti Muslim yang terpinggirkan di negeri sendiri," ucap Arief sewot karena diadang aparat.
Massa aksi yang mulai berkumpul di sekitar Gambir dan Jalan MH Thamrin sejak pukul 06.00 WIB itu terpaksa membubarkan diri pada pukul 09.30 WIB. Pasalnya, kawat duri yang dipasang pihak kepolisian tak kunjung dibuka.
Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Sambodo Purnomo Yogo, mengatakan, pengendara yang menggunakan atribut Massa 212 akan dilarang melewati kawasan yang ditutup. Utamanya, di beberapa titik tertentu seperti kawasan Semanggi, Tugu Tani, hingga Jalan Jenderal Sudirman-MH Thamrin.