Rabu 08 Dec 2021 18:45 WIB

Misi Xavi Patahkan Sejarah Buruk di Muenchen

Barcelon harus menang dari Muenchen untuk bisa lolos ke babak 16 besar Liga Champions

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Muhammad Akbar
Pelatih kepala FC Barcelona Xavi Hernandez memberikan instruksi kepada para pemainnya selama sesi latihan tim di kompleks olahraga Joan Gamper, di Barcelona, ??Spanyol, 26 November 2021.
Foto: EPA-EFE/Alejandro Garcia
Pelatih kepala FC Barcelona Xavi Hernandez memberikan instruksi kepada para pemainnya selama sesi latihan tim di kompleks olahraga Joan Gamper, di Barcelona, ??Spanyol, 26 November 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, MUENCHEN --Barcelona akan menjalani laga hidup mati di Liga Champions melawan Bayern Muenchen.

Barca harus menang dari Muenchen untuk bisa lolos ke babak 16 besar Liga Champions. Kalau imbang, maka nasib skuad asuhan Xavi Hernandez itu akan bergantung pada hasil pertandingan Benfica melawan Dynamo Kyiv.

Baca Juga

Xavi baru saja menelan kekalahan pertamanya sebagai pelatih Barcelona akhir pekan lalu melawan Real Betis. Sementara itu, Muenchen memenangkan laga Der Klassiker di markas Borussia Dortmund 3-2, berkat dua gol Robert Lewandowski dan satu dari Kingsley Coman. Ini juga ujian pertama bagi Xavi memimpin skuad Barca menghadapi klub top Eropa.

Ada perbedaan mencolok dari kedua tim jika dilihat dari performa maupun materi pemain. Tidak banyak pemain bintang yang mengisi skuad Barca selain Frenkie de Jong atau Memphis Depay.

Selain itu, sejumlah pemain inti raksasa Catalan itu juga bakal absen seperti Ansu Fati, Pedri, Sergi Roberto Martin Braithwaite hingga Sergio Aguero. Sementara Muenchen, yang sudah memastikan lolos ke babak 16 besar, memiliki skuad yang lengkap.

Musim ini, Barcelona memang terlihat tidak selevel dengan raksasa Bundesliga tersebut. Muenchen berada di puncak klasemen Liga Jerman sementara Blaugrana hanya berada di peringkat ketujuh.

Karena itu Muenchen jelas menjadi tim favorit dalam pertandingan yang digelar di Allianz Arena. Apalagi, Barca dipermalukan oleh Muenchen 3-0 dalam leg pertama di Camp Nou.

Tapi Xavi tidak melihat timnya sebagai underdog atas Muenchen. Ia yakin timnya bisa mengalahkan siapapun, dan menegaskan nasib Barcelona ada di tangan sendiri, bukan klub lain.

''Kami akan memberikan semua yang kami punya. Setelah pertandingan, kita lihat saja nanti. Saya tidak melihatnya sebagai keajaiban. Ini satu pertandingan dan kami bisa mengalahkan lawan manapun,'' tegas Xavi, dikutip dari Marca, Rabu (8/12).

Xavi sadar lawannya kali ini bukan tim sembarangan. Ia mengakui kalau Muenchen lebih baik dari Barcelona saat ini. Sehingga Barcelona harus tampil sebaik mungkin untuk mendapatkan hasil positif. Intinya, kata dia, pemainnya harus bersabar. Butuh proses untuk membentuk tim yang kuat.

Tapi sejarah mencatat, Barcelona tidak pernah menang di Muenchen, sehingga menjadi beban tersendiri bagi Memphis Depay cs. Xavi minta pemainnya untuk melupakan tekanan yang ada.

''Sejarah mengatakan kami belum pernah menang di Munich, tetapi sejarah ada untuk dihancurkan. Saya menantikannya,'' ujar Xavi.

Julian Nagelsmann mengisyaratkan akan melakukan rotasi dalam skuadnya saat menjamu Barca. Sejumlah pemain seperti Joshua Kimmich, Marcel Sabitzer, Josip Stanisic, Eric Maxim Choupo-Moting, Serge Gnabry, Michael Cuisance, Leon Goretzka dan Bouna Sarr kemungkinan absen karena cedera.

Apapun hasilnya, Muenchen tidak akan tergeser dari puncak Grup E, setelah lima kali menang dalam lima pertandingan. Tapi Nagelsmann tetap akan menganggap pertandingan ini, meski harus mengimbangi skuad yang ditinggal absen beberapa pemainya.

''Kami juga ingin mempertahankan level dan ritme Bundesliga karena kami masih memiliki tiga pertandingan penting yang ingin kami sukseskan. Liga Champions selalu menjadi sesuatu yang istimewa,'' tegas Nagelsmann, dikutip dari laman resmi Muenchen.

Nagelsmann tahu kalau Barcelona tidak memiliki banyak sesi latihan bersama Xavi yang baru bergabung. Tapi ia menilai Barca sekarang bertahan lebih aktif dan lebih tinggi di lapangan daripada sebelumnya.

Namun Xavi juga membuat Barcelona melakukan counter-pressing lebih sering seperti di bawah Pep Guardiola, serta berani dan dengan pemain yang lebih banyak.

''Mereka masih salah satu klub terbesar di dunia dengan pemain kelas dunia di line-up mereka. Mereka berada di bawah tekanan dalam hal posisi grup dan akan memberikan segalanya. Itu akan bagus untuk permainan,'' tambah Nagelsmann.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement