Jumat 10 Dec 2021 18:10 WIB

Moskow: Kabar Rusia akan Serang Ukraina adalah Bohong

Moskow sebut aktivitas militer Rusia dilakukan di wilayah nasional.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara Ukraina berjalan di garis pemisah dari pemberontak pro-Rusia di dekat Katerinivka, wilayah Donetsk, Ukraina, Selasa, 7 Desember 2021.
Foto: AP/Andriy Dubchak
Tentara Ukraina berjalan di garis pemisah dari pemberontak pro-Rusia di dekat Katerinivka, wilayah Donetsk, Ukraina, Selasa, 7 Desember 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Spekulasi Rusia akan menyerang Ukraina semakin hangat di negara-negara Barat. Namun isu tersebut telah disangkal oleh Moskow.

Kepala Staf Umum Rusia Valery Gerasimov membantah bahwa Rusia merencanakan invasi ke Ukraina, Kamis (9/12) waktu seetmpat. Dia menegaskan informasi tentang dugaan invasi Rusia tahun depan ke Ukraina adalah berita bohong. Menurutnya, Rusia melakukan semua kegiatan militer yang tidak memerlukan pemberitahuan dari negara lain karena dilakukan di wilayahnya sendiri.

Baca Juga

"Negara-negara NATO memberikan perhatian yang berlebihan pada pergerakan pasukan di wilayah Federasi Rusia. Penempatan kembali unit selama pelatihan tempur adalah praktik rutin untuk angkatan bersenjata negara mana pun. Aktivitas militer dilakukan di wilayah nasional dan tidak memerlukan pemberitahuan," ujar Gerasimov seperti dilansir laman Anadolu Agency, Jumat (10/12).

"Informasi yang tersebar di media tentang dugaan invasi Rusia ke Ukraina adalah bohong," ujarnya menambahkan.

Namun, dia mengingatkan bahwa jika Ukraina mencoba menerapkan skenario kekuatan untuk merebut kembali Donbass, Rusia akan menghentikannya. "Setiap provokasi dari otoritas Ukraina pada penyelesaian paksa masalah Donbass akan ditekan," janjinya.

Pekan ini intelijen Amerika Serikat (AS) mengeklaim memiliki bukti tentang rencana Rusia melakukan serangan militer pada awal 2022. Temuan intelijen baru AS memperkirakan bahwa Rusia berencana untuk mengerahkan sekitar 175 ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina.

Gerasimov mengatakan bahwa untuk meredakan ketegangan, Rusia telah mengusulkan persamaan keamanan baru yang mencakup semua jenis senjata ofensif dan defensif yang memengaruhi stabilitas strategis, serta area konfrontasi baru termasuk dunia maya, luar angkasa, dan kecerdasan buatan.

Di sisi lain Rusia juga menuduh bahwa alasan sebenarnya penarikan Amerika Serikat dari Angkatan Nuklir Jangka Menengah dan perjanjian Open Skies adalah keinginan AS untuk mencabut pembatasan pada pengembangan senjata.

Gerasimov mengingatkan juga proposal lain Rusia tentang kontra-moratorium penyebaran rudal di kawasan Asia-Pasifik. Menurutnya hal itu tetap berlaku.

"Sementara itu, lebih dari 95 persen peluncur kekuatan nuklir strategis berbasis darat Rusia siap untuk digunakan dalam pertempuran jika terjadi serangan terhadap Rusia," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement