REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemahaman terhadap mekanisme bencana khususnya non-hidrometerologi sangat penting untuk diperkuat. Hal ini terutama terkait kemampuan bangsa dalam memitigasi bencana yang mungkin terjadi.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, mengatakan BRIN memiliki oraganisasi riset yang dapat mendukung aktivitas riset kebencanaan meliputi ilmu sosial humaniora untuk menggali kearifan lokal dan akuisisi data berbasis citra satelit.
"Juga riset biologi untuk memahami mekanisme terjadinya bencana, serta ilmu science dan keteknikan untuk pengembangan berbagai sensor, simulasi serta teknologi mitigasi kebencanaan,” ujarnya saat pembukaan Indonesia International Disaster Expo & Conference (IIDEC) 2021 di Jakarta, Selasa (14/12).
Melalui berbagai organisasi tersebut, BRIN siap mendukung riset-riset terkait penciptaan berbagai teknologi. Lembaga yang dipimpinnya juga siap mendukung kebijakan penanganan bencana yang berbasis science serta bukti berbasis data yang solid.
IIDEC merupakan rangkaian pameran dan konferensi yang digelar gratis secara virtual melalui portal www.iidec.id. Acara ini menghadirkan diskusi, inovasi, produk dan solusi seputar teknologi kesiapsiagaan bencana.
Dengan menghadirkan para penentu kebijakan, pakar dan praktisi, penyedia teknologi, mereka berdiskusi membahas dan mempresentasikan teknologi dan solusi menanggapi tantangan pengurangan risiko bencana serta kesiapan terhadap bencana alam.
Kepala OR PPT, Dadan Moh Nurjaman, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat menjadi bagian penting dalam menjawab tantangan dalam mitigasi risiko bencana. “Para pemangku kepentingan dapat merumuskan serta membangun ekosistem teknologi yang tepat guna mendukung program reduksi risiko bencana di Indonesia," ujarnya.