Jumat 24 Dec 2021 20:40 WIB

Gelar Latihan Militer, Iran Beri Peringatan ke Israel

Iran menembakkan 16 rudal balistik dari kelas berbeda secara bersamaan.

Rep: Dwina Agustin/Fergi/ Red: Teguh Firmansyah
Dalam foto file ini dirilis 16 Januari 2021, oleh Pengawal Revolusi Iran, sebuah rudal diluncurkan dalam sebuah latihan di Iran. Upaya awal pemerintahan Biden untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 mendapat tanggapan awal yang dingin dari Teheran. Meskipun hanya sedikit yang mengharapkan terobosan di bulan pertama pemerintahan baru, garis keras Iran menunjukkan jalan yang sulit di depan.
Foto: AP/Iranian Revolutionary Guard/Sepa
Dalam foto file ini dirilis 16 Januari 2021, oleh Pengawal Revolusi Iran, sebuah rudal diluncurkan dalam sebuah latihan di Iran. Upaya awal pemerintahan Biden untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 mendapat tanggapan awal yang dingin dari Teheran. Meskipun hanya sedikit yang mengharapkan terobosan di bulan pertama pemerintahan baru, garis keras Iran menunjukkan jalan yang sulit di depan.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Komandan Militer Tinggi Iran Jenderal Hossein Salami menyatakan, latihan perang yang dilakukan minggu ini oleh negara itu di Teluk dimaksudkan untuk mengirim peringatan kepada Israel, Jumat (24/12). Peringatan itu di tengah kekhawatiran atas kemungkinan rencana Tel Aviv untuk menargetkan situs nuklir Teheran.

Latihan perang Pengawal Revolusi yang mencakup penembakan rudal balistik dan jelajah berakhir pada Jumat. "Latihan-latihan ini memiliki pesan yang sangat jelas, peringatan yang serius, nyata ... terhadap ancaman oleh otoritas rezim Zionis untuk berhati-hati terhadap kesalahan mereka," kata Jenderal Salami di TV pemerintah Iran.

Baca Juga

"Kami akan memotong tangan mereka jika mereka melakukan langkah yang salah. Jarak antara operasi yang sebenarnya dan latihan militer hanya mengubah sudut peluncuran rudal," katanya.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Mayor Jenderal Mohammad Bagheri mengatakan, 16 rudal balistik dari kelas yang berbeda telah ditembakkan secara bersamaan. Serangan ini telah menghancurkan target yang telah ditentukan. Iran mengatakan, rudal balistiknya memiliki jangkauan 2.000 km dan mampu mencapai pangkalan Israel dan AS di wilayah tersebut.

Israel telah lama mengancam aksi militer jika diplomasi kesepakatan nuklir Iran 2015 gagal. Iran mengatakan, ambisi nuklirnya adalah damai meski terus memperkaya uranium seusai pemerintahan AS di bawah Donald Trump meninggalkan kesepakatan itu dan menerapkan sanksi kembali.

Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz telah meminta kekuatan dunia untuk tidak membiarkan Iran bermain-main dalam negosiasi nuklir. Pembicaraan ditunda untuk sementara atas permintaan Iran dan dijadwalkan untuk dilanjutkan Senin (27/12). Israel secara luas diyakini sebagai satu-satunya negara Timur Tengah dengan persenjataan nuklir.

Serang Iran

Sementara Kepala Angkatan Udara Israel yang baru, Mayor Jenderal Tomer Bar bahan mengatakan, Israel memiliki kemampuan untuk melakukan serangan di situs nuklir Iran sedini mungkin. Dia yakin Israel dapat dengan berhasil dan sukses menghancurkan fasilitas nuklir Iran. "Israel bisa saja berhasil menyerang program nuklir Iran besok, jika perlu," kata Mayor Jenderal Tomer Bar dikutip laman Al Arabiya, Kamis (23/12).

Bar diketahui baru diangkat menjadi Kepala Angkatan Udara Israel. Ia akan memimpin angkatan udara Israel pada April. "Saya harus berasumsi itu akan terjadi di waktu saya, dan saya sudah memahami beratnya tanggung jawab," ujarnya.

"Tidak mungkin kami akan beroperasi di sana, seribu kilometer dari sini, dan saya akan kembali ke rumah tanpa bisa mengatakan 'Saya menyelesaikan misi,'" jelasnya menambahkan.

Sementara itu, Bar juga meyakini bahwa jika Israel menyerang Iran, milisi Syiah Lebanon yang didukung Teheran, Hizbullah, akan menyerang Tel Aviv. Oleh karena itu, Israel perlu mengantisipasi serangan Hizbullah ini.

"Saya harus berasumsi bahwa dia (Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah) akan secara otomatis masuk. 30 tahun dia telah menunggu perintah ini dan tidak mungkin dia tidak akan berada di sana dan dengan intensitas tertinggi," kata Bar. "Kita harus bersiap untuk ini."

Bar menekankan bahwa potensi perang ketiga dengan Lebanon akan menghasilkan kemenangan Israel. Tel Aviv kan memenangkan pertarungan dengan cepat.

"Bahkan Hizbullah, tidak tahu bagaimana membayangkan kekuatan kita. Mungkin mereka akan mencoba membawa pasukan khusus atau menembak di depan rumah, tetapi kami tidak lagi dalam skala ini. Kami menginginkan kemenangan yang jelas kali ini, dalam waktu yang lebih singkat dan dengan kerugian yang lebih sedikit," katanya.

Hubungan Iran dan Israel memanas dalam beberapa waktu terakhir. Ketegangan tetap berlangsung di tengah pembicaraan di Wina untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015k.

Amerika Serikat (AS) telah lama mengatakan bahwa jika diplomasi gagal dengan Iran, ia bersedia untuk beralih ke "rencana B", tanpa merinci . Sekutu Washington, Israel menjadi tidak sabar dan telah berulang kali mengumumkan sedang mempersiapkan serangan militer terhadap sasaran nuklir Iran.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement