REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) merilis hasil survei terkait prospek partai politik dan calon presiden (capres). Hasilnya, dua nama teratas masih ditempati oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas menjelaskan bahwa pihaknya menanyakan kepada responden dalam format semi terbuka bila pemilihan presiden (Pilpres) dilakukan sekarang. Dari 43 nama, elektabilitas Prabowo (19,7 persen) dan Ganjar (19,2 persen).
"Sejauh ini simulasi semi terbuka, Pak Ganjar belum melewati Pak Prabowo tidak menunjukkan beda yang signifikan. Kita menilai ini seimbang Pak Prabowo dan Pak Ganjar," ujar Sirojudin dalam rilis survei secara daring, Selasa (28/12).
Kendati demikian, elektabilitas Prabowo cenderung stagnan dari hasil survei pada Maret 2020. Saat itu, elektabilitas Menteri Pertahanan itu sebesar 19,5 persen dan kemudian naik menjadi 21,5 persen pada Mei 2021.
Berbeda dengan Ganjar, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu mengalami kenaikan elektabilitas mencapai 100 persen. Pada Maret 2020, elektabilitasnya sebesar 6,9 persen dan menjadi 19,2 persen pada Desember 2021.
"Ganjar Pranowo kenaikannya sampai 100 persen dari posisi bulan Maret (2021). Maret ini 6,9 persen, Oktober (2020) 7,7 persen, Maret (2021) 8,8 persen menguat Mei pada September menjadi 15,8 persen, pada Desember 19,2," ujar Sirojudin.
Adapun di peringkat ketiga, ada nama Gubernur DKI Jakarta yang memperoleh elektabilitas sebesar 13,4 persen pada Desember 2021. Ia menjelaskan, Anies mengalami kenaikan dalam setiap survei, tetapi tidak signifikan.
Pada Maret 2020, elektabilitasnya sebesar 10,1 persen dan kemudian menjadi 11,2 persen pada Maret 2021. Sedangkan pada September 2021, kembali turun menjadi 11,1 persen.
"Pak Anies juga mengalami peningkatan, tetapi kenaikannya tidak secepat dan tidak setinggi Ganjar," ujar Sirojudin.
SMRC melakukan survei pada 8 sampai 16 Desember 2021. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih.
Dari populasi itu dipilih secara acak sebanyak 2.420 responden. Adapun responden yang dapat diwawancarai secara valid adalah sebanyak 2.062 dengan margin of error sebesar kurang lebih 2,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.