Jumat 07 Jan 2022 06:02 WIB

Cara Umar bin Khattab Mempertahankan Akidahnya 

Umar bin Khattab teguh mempertahankan akidahnya.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Cara Umar bin Khattab Mempertahankan Akidahnya. Foto: Masjid Umar bin Khattab di Madinah
Foto: istimewa
Cara Umar bin Khattab Mempertahankan Akidahnya. Foto: Masjid Umar bin Khattab di Madinah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Khalifah Umar bin Khattab sangat kuat mempertahankan akidahnya yang ada dalam dirinya dan juga Umat Islam yang dipimpinnya. Umar ra telah membabat habis  pohon Bai'atur Ridwan yang dijadikan tempat ngalap berkah oleh kaum Muslim ketika. 

Seperti diketahui, pohon ini sebagai tempat sahabat nabi berjanji setia kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

Baca Juga

Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawai rah mengatakan, keteguhan Umar ra, dalam mempertahankan akidah ini terlihat dalam sebuah hadits. Disebutkan bahwa apabila Umar ra, sampai di Hajar Aswad, ia akan berkata.

"Aku bersaksi bahwa kamu hanyalah sebuah batu, tidak bisa memberi manfaat dan kerugian. Rabbku adalah Dia Yang tidak ada yang berhak disembah selain Dia.  Kalau aku tidak melihat Rasulullah SAW menciummu dan memegangmu, aku tidak akan menciummu dan memegangmu." 

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa ketika Umar r.a. mencium Hajar Aswad, ia berkata:

"Dengan nama Allah SWT dan Allah Maha Besar atas hidayah yang telah dikaruniakannya kepada kita. Tiada yang patut disembah selain Allah Yang  Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Saya beriman kepada Allah SWT, dan saya ingkar terhadap Jibti, Thogut, Latta dan Uzza serta apa-apa yang di seru selain Allah swt dan Sesungguhnya penolongku hanyalah Allah swt yang telah menurunkan Alquran dan Dia adalah sebaik-baik penolong bagi orang-orang yang sholeh."

"Dalam doa ini, ia menjelaskan bahwa ia telah bebas dari segala macam kemusyrikan," tulis Syekh Muhammad Zakarriya Al-Kandahlawai dalam kitabnya Fadhilah Haji.

Menurut Syekh Zakarriya, dari keterangan di atas jelaslah bahwa berthawaf di Baitullah dan mencium Hajar Aswad tidak mempunyai persamaan dengan menyembah berhala. 

Pertama, karena thawaf dan sebagainya adalah untuk menyempurnakan perintah Allah SWT, sedangkan mengelilingi patung atau menyembah patung tidak diperintahkan oleh Malikul-Mulk. 

Kedua, Ka'bah dan Hajar Aswad tidak mempunyai hubungan dan nisbat dengan selain Allah SWT, karena ia adalah rumah Allah swt. 

Berbeda dengan berhala, karena ia berhubungan dengan selain Allah SWT, jelaslah bahwa mengelilingi dan menyembahnya adalah kesyirikan.

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement