REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris, memprediksi bahwa penularan varian Omicron sulit terbendung mengingat tingkat penularan varian ini memang sangat tinggi. Ia pun meminta pemerintah untuk fokus pada pelayanan fasilitas kesehatan.
"Dalam penanggulangan Omicron, pemerintah hendaknya tidak lagi terlalu fokus pada angka penularan, tetapi pada sistem layanan kesehatan," kata Charles dalam keterangannya, Sabtu (8/1).
Selain itu ia mengimbau agar Pemerintah memastikan tempat tidur, alat kesehatan dan obat-obatan selalu tersedia, serta jumlah tenaga medis yang memadai. Sehingga kalau ada sebagian pasien (komorbid) yang mengalami perburukan bisa tertangani dengan baik, dan tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat.
"Ke depan penetapan level PPKM hendaknya tidak lagi menggunakan parameter angka penularan, tetapi pada indikator layanan kesehatan, seperti Bed Occupancy Rate (BOR). Semakin tinggi BOR faskes di suatu wilayah, semakin tinggi level PPKM-nya. Begitu juga sebaliknya," ucapnya.
Namun Charles meminta masyarakat untuk tidak panik, sebab di banyak negara yang lebih dulu dilanda Omicron, kematian akibat varian ini sangat minim dan jarang menimbulkan gejala berat. Bahkan di Inggris, pasien Omicron bisa sembuh dalam waktu 3-5 hari saja.
"Gejala ringan ini juga yang kebanyakan dialami ratusan pasien Omicron yang sedang menjalani karantina di sejumlah tempat di Jakarta," ujarnya.
Politikus PDIP itu juga mengingatkan masyarakat untuk tetap menegakkan protokol kesehatan untuk tetap memperlambat laju penularan, dan juga menekan angka BOR, sehingga aktivitas sosial ekonomi di wilayahnya juga tetap bisa berjalan. "Tidak sedikit pakar kesehatan yang memprediksi bahwa varian Omicron ini adalah pintu memasuki fase endemi dan merupakan awal dari akhir pandemi Covid-19. Semoga," harap Waketum KADIN Bidang Kesehatan tersebut.