Senin 10 Jan 2022 14:43 WIB

BNPB Kumpulkan Data Dampak Gempa Bumi di Halmahera Utara

Kabar terakhir dari BPBD setempat menyebutkan dua orang mengalami luka-luka.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Laznas BMH Perwakila Maluku Utara menyalurkan bantuan kepada korban gempa bumi di Halmahera Selatan.
Foto: Dok BMH
Laznas BMH Perwakila Maluku Utara menyalurkan bantuan kepada korban gempa bumi di Halmahera Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mengumpulkan data terkait dampak gempa berkekuatan Magnitudo (M) 5,5 yang mengguncang Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara Senin, (10/1) pukul 04.59 WIB. Kabar terakhir dari BPBD setempat menyebutkan dua orang mengalami luka-luka. 

Selain dua korban luka, dilaporkan pula kerugian materil sebanyak 34 unit rumah rusak ringan, 18 unit rumah rusak sedang, lima unit rumah rusak berat, tiga unit rumah ibadah rusak ringan. Selain itu ada juga satu unit kantor Desa Kusuri rusak ringan. 

Baca Juga

"Terdapat dua kecamatan yang dilaporkan mengalami dampak gempa yakni Kecamatan Tobelo Barat dan Kecamatan Kao Barat tepatnya di Desa Kusuri, Wangongira, Soamaetek, Pitago dan Kai," ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan pers, Senin (10/1). 

Selain mendata korban dan kerusakan, tim reaksi cepat BPBD Halmahera Utara telah berkoordinasi dengan aparat desa setempat serta membantu evakuasi korban dan membawa ke rumah sakit terdekat. Tim juga melakukan edukasi kepada masyarakat untuk selalu waspada apabila terjadi gempa susulan. "Sementara itu, kebutuhan mendesak di lapangan saat ini adalah tenda pengungsi dan logistik," ujar Abdul. 

Sebelumnya, gempa berkekuatan 5,5 M dirasakan kuat masyarakat Halmahera Utara selama empat sampai enam detik menyebabkan masyarakat sempat panik dan keluar rumah. Gempa yang berpusat di darat lima km barat daya Halmahera Utara dengan kedalaman 10 km ini tidak berpotensi tsunami. 

BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan siaga dalam menghadapi potensi bahaya gempabumi. "Masyarakat dapat mengikuti perkembangan informasi kegempaan melalui BMKG dan portal InaRisk untuk mengetahui potensi risiko bencana yang ada disekitar tempat tinggal," ucap Abdul. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement