Selasa 11 Jan 2022 14:50 WIB

Di Italia, tidak Divaksin Dilarang Masuk Bar, Restoran, dan Transportasi Umum

Italia memberlakukan kebijakan pembatasan baru yang menargetkan orang tidak divaksin

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Orang-orang dan petugas kesehatan terlihat selama peresmian pusat baru untuk vaksinasi Covid-19 yang didirikan oleh Perusahaan Kesehatan Lokal Roma 1 di Auditorium - Taman Musik, di Roma, Italia, 15 Februari 2021. Italia memberlakukan kebijakan pembatasan baru yang menargetkan orang tidak divaksin.
Foto: EPA-EFE/MASSIMO PERCOSSI
Orang-orang dan petugas kesehatan terlihat selama peresmian pusat baru untuk vaksinasi Covid-19 yang didirikan oleh Perusahaan Kesehatan Lokal Roma 1 di Auditorium - Taman Musik, di Roma, Italia, 15 Februari 2021. Italia memberlakukan kebijakan pembatasan baru yang menargetkan orang tidak divaksin.

REPUBLIKA.CO.ID,ROMA - Italia memberlakukan kebijakan pembatasan baru yang menargetkan orang-orang yang belum divaksinasi mulai Senin (10/1/2022) waktu setempat. Tes negatif Covid-19 tidak lagi memberikan akses ke bar, restoran, dan transportasi lokal dan domestik melainkan sertifikasi vaksin.

Perdana Menteri (PM) Italia Mario Draghi mengkritik keengganan orang untuk menerima vaksinasi Covid-19. Dia menyebut mereka sebagai penyebab sebagian besar masalah karena negaranya mengalami penyebaran besar dari varian Omicron.

Baca Juga

"Sebagian besar masalah yang kita alami hari ini adalah karena fakta bahwa ada orang yang tidak divaksinasi yang lebih mungkin mengembangkan bentuk penyakit yang parah dan membuat rumah sakit di bawah tekanan," kata Draghi seperti dikutip laman Euronews, Selasa (11/2/2022).

Dia mencatat lebih dari 100 ribu infeksi baru dalam 24 jam. Draghi mengatakan pembatasan terbaru mulai berlaku karena banyak orang Italia kembali bekerja dan sekolah setelah periode perayaan akhir tahun.

Namun lebih dari 1.000 kotamadya telah memutuskan untuk menutup sekolah di wilayah mereka. Kepala sekolah dan serikat dokter telah mendesak pemerintah untuk menunda kembali pembelajaran tatap muka di sekolah setidaknya 15 hari lagi.

Distrik sekolah mengeluh mereka tidak memiliki cukup guru untuk dibuka kembali karena begitu banyak yang positif atau dikarantina. Perusahaan kereta api nasional Trenitalia mengatakan pihaknya membatalkan 180 perjalanan kereta regional karena kekurangan staf yang disebabkan oleh infeksi Covid-19.

 

Orang yang baru saja pulih dari Covid-19 dibebaskan dari aturan baru yang akan berlaku hingga 31 Maret. Lebih dari 86 persen anak di atas 12 tahun telah divaksinasi dan sekitar 15 persen anak berusia lima hingga sebelas tahun telah menerima vaksin pertama mereka.

Orang-orang di Italia pada umumnya mendukung pembatasan yang dalam beberapa bulan terakhir juga mencakup mandat masker luar ruangan dan izin kesehatan standar untuk masuk ke tempat kerja. Banyak yang menyambut baik pembatasan baru yang diberlakukan Senin. Polisi menyebar di stasiun kereta api untuk memeriksa status vaksin penumpang dan memastikan mereka mengenakan masker wajah FFP2 yang lebih protektif dan diwajibkan di transportasi umum mulai Senin.

"Saya senang mereka mengendalikan di mana-mana," kata Carola Pasqualotto kata salah satu warga. “Saya mendukung vaksin wajib untuk semua," ujarnya menambahkan.

Pekan lalu, pemerintah Italia mengumumkan vaksinasi untuk orang berusia di atas 50 tahun akan diwajibkan mulai 15 Februari. Pelanggaran terhadap mandat akan menghasilkan denda 100 euro. Italia adalah negara Eropa pertama yang terkena virus corona pada awal 2020 dan memiliki salah satu angka kematian tertinggi yakni hampir 140 ribu kematian karena Covid.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement