REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Polres Ciamis masih terus mendalami kasus dugaan perpelonconan yang menyebabkan sejumlah siswa kelas X SMAN 1 Ciamis luka-luka. Sejumlah saksi maupun korban sudah dimintai keterangan oleh aparat kepolisian.
Kepala Seksi (Kasi) Hubungan Masyarakat (Humas) Polres Ciamis, Iptu Magdalena, mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara, diduga memang terjadi kekerasan dalam kegiatan latihan pramuka, yang dilakukan di indekos salah satu alumni SMAN 1 Ciamis, pada Sabtu (8/1/2022). Kesimpulan itu didapat setelah penyidik melakukan pemeriksaan kepada korban.
"Dari hasil pemeriksaan penyidik diduga ada kekerasan dan itupun menurut keterangan dari korban," kata dia, saat dikonfirmasi, Jumat (14/1/2022).
Ia menjelaskan, dari pemeriksaan sementara, dalam kegiatan itu korban diperintahkan oleh dua orang seniornya untuk berbaris dan kemudian membentuk lingkaran, yang disebut 'lingkaran setan'. Posisi badan korban diminta menghadap ke dalam lingkaran.
Selanjutnya, para siswa kelas X SMAN Ciamis itu disuruh untuk saling memukul muka atau menampar. Apabila cara menaparnya kurang keras, korban akan diberikan contoh oleh seniornya.
Magdalena menyebutkan, terdapat sekitar 18 orang siswa kelas X yang mengikuti kegiatan itu. "Korban yang baru lapor ada tiga orang," kata dia.
Kasus dugaan perpeloncoan itu awalnya dilaporkan oleh salah satu orang tua korban, Aa Mamay (51) ke Polres Ciamis, pada Rabu (12/1/2022). Peristiwa itu diduga dilakukan di salah satu rumah alumni SMAN 1 Ciamis, yang berlokasi di Desa Kertaharja, Kecamatan Cijeunjing, Kabupaten Ciamis.
Menurut dia, anaknya yang masih merupakan siswa kelas X di SMAN 1 Ciamis itu mengikuti latihan pramuka bersama rekan-rekan seangkatannya. Di tempat itu, para siswa kelas satu diminta membentuk lingkaran oleh seniornya, yang disebut lingkaran setan. Kemudian, mereka disuruh saling menampar secara bergantian satu sama lain.
"Tadi anak saya sama satu anak lagi dimintai keterangan oleh kepolisian," kata Mamay, saat dikonfirmasi Republika, Kamis (13/1/2022).
Menurut dia, salah satu korban dugaan perpeloncoan itu masih menjalani perawatan hingga Kamis kemarin. Satu korban dirawat di RSUD Pandega, Kabupaten Pangandaran.