Ahad 16 Jan 2022 17:38 WIB

Kembangkan Rudal Balistik, Korut Retas Aset Kripto pada 2021

Korut retas aset kripto untuk kembangkan rudal balistik.

Rep: Idealisa Masyarafina/ Red: Agung Sasongko
Korea Utara (Korut) mengklaim berhasil menguji coba rudal balistik berbasis kapal selam atau submarine-launched ballistic missiles (SLBM) tipe terbaru. SLBM tipe terbaru bernama Pukguksong-3 itu diuji di perairan Teluk Wonsan di Laut Timur pada Rabu (2/10) pagi.
Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service
Korea Utara (Korut) mengklaim berhasil menguji coba rudal balistik berbasis kapal selam atau submarine-launched ballistic missiles (SLBM) tipe terbaru. SLBM tipe terbaru bernama Pukguksong-3 itu diuji di perairan Teluk Wonsan di Laut Timur pada Rabu (2/10) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peretas Korea Utara setidaknya melakukan tujuh serangan peretasan pada platform mata uang kripto tahun lalu untuk mencuri aset digital senilai hampir $400 juta (Rp 5,73 triliun) menurut sebuah laporan oleh perusahaan analisis blockchain Chainalysis.

"Dari tahun 2020 hingga 2021, jumlah peretasan yang terkait dengan Korea Utara melonjak dari empat menjadi tujuh, dan nilai yang diambil dari peretasan ini tumbuh sebesar 40 persen," kata laporan itu, dilansir di Tech Crunch, Ahad (16/1).

Baca Juga

Serangan tersebut terutama menargetkan perusahaan investasi dan bursa terpusat. Laporan tersebut menyatakan bahwa para peretas menyedot dana dari dompet panas organisasi yang terhubung ke internet ke alamat yang dikendalikan Korut dengan menggunakan taktik kompleks, termasuk umpan phishing, eksploitasi kode, malware, dan rekayasa sosial tingkat lanjut.

"Begitu Korea Utara mendapatkan hak asuh atas dana tersebut, mereka memulai proses pencucian yang hati-hati untuk menutupi dan menguangkannya," kata laporan itu.

Pada tahun 2021, Ethereum dan Bitcoin masing-masing menyumbang 58 persen dan 20 persen dari dana yang dicuri, dengan 22 persen berasal dari token atau altcoin ERC-20.

Laporan itu juga mengatakan, mengutip Dewan Keamanan PBB, Korea Utara menggunakan uang itu dengan cara meretas untuk mendukung program senjata pemusnah massal (WMD) dan rudal balistiknya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement