REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah pistol ‘pintar’ siap masuk pasar senjata api di Amerika Serikat. Pistol pintar ini dirancang untuk membatasi siapa yang dapat menembaknya.
Namun apakah senjata mematikan itu akan diterima oleh pembeli, berfungsi sebagaimana dimaksud dalam kehidupan nyata, atau memenuhi janji mereka untuk meningkatkan keamanan senjata masih menjadi pertanyaan.
“Saya tidak bisa meramal apakah pistol pintar itu akan menciptakan keseimbangan pada kebaikan atau keburukan atau akhir seperti senjata pintar lainnya di masa lalu-semacam tak berguna,” kata Adam Skaggs, kepala penasihat dan direktur kebijakan di kelompok advokasi pengendalian senjata Giffords, dilansir dari Japan Today, Senin (17/1/2022).
Sistem dari perusahaan SmartGunz milik pengusaha Tom Holland menggunakan chip RFID. Ini mirip dengan emitor yang digunakan banyak orang di mobil mereka untuk membayar tol- dipasang di dalam cincin.
Ketika penembak memegang pistol dengan tangan yang memakai cincin khusus, mekanisme keamanan terbuka, memungkinkan pistol untuk menembak. Holland melihat aplikasi dalam melindungi petugas polisi yang pistolnya bisa direbut oleh tersangka, atau orang tua khawatir anak-anak mereka dapat menemukan senjata api mereka.
“Ini hanya tentang keamanan senjata,” kata Holland kepada AFP.
“Bagi konsumen yang menginginkan ‘senjata yang lebih aman’... mereka dapat memiliki akses ke ini jika mereka merasa membutuhkan perlindungan mematikan di properti mereka,” ujarnya.
Pistol ini sedang diuji oleh beberapa polisi di Amerika Serikat (AS). Diharapkan pistol ini mulai dijual kepada warga sipil pada April atau Mei. Setiap penjualan akan tiba dalam konteks yang belum pernah terjadi sebelumnya di AS, di mana sekitar 40 persen orang dewasa Amerika tinggal di rumah yang memiliki senjata, menurut Pew Research Center.
Penjualan senjata api mencatat rekor pada 2020, dengan hampir 23 juta terjual, menurut konsultan Small Arms Analytics & Forecasting. Menyusul protes keadilan rasial dan awal pandemi, Amerika Serikat mengalami peningkatan pembunuhan terbesar pada 2020 sejak pencatatan dimulai pada 1960- meskipun tingkat pembunuhan secara keseluruhan tetap di bawah 1990-an.
Pistol sembilan milimeter yang sedang dikembangkan oleh perusahaannya, yang rencananya akan dipasarkan pada 2023, dapat dibuka dengan tiga cara: sensor sidik jari, aplikasi ponsel cerdas atau papan tombol untuk memasukkan kode.