Selasa 18 Jan 2022 14:41 WIB

Polandia Masuki Gelombang Kelima Covid-19

Penyebaran varian Omicron berpotensi mencetak rekor lonjakan kasus di Polandia

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Polisi berjaga di aksi protes mengkritik kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19 di Warsawa, Polandia, Ahad (9/1/2022) waktu setempat. Pengunjuk rasa mengatakan hampir 100 ribu jiwa meninggal akibat Covid-19, jumlah tersebut setara dengan korban 1.000 pesawat jatuh seperti insiden di 2010 yang menewaskan Presiden saat itu Lech Kaczynski dan 95 korban lainnya.
Foto: AP Photo/Czarek Sokolowski
Polisi berjaga di aksi protes mengkritik kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19 di Warsawa, Polandia, Ahad (9/1/2022) waktu setempat. Pengunjuk rasa mengatakan hampir 100 ribu jiwa meninggal akibat Covid-19, jumlah tersebut setara dengan korban 1.000 pesawat jatuh seperti insiden di 2010 yang menewaskan Presiden saat itu Lech Kaczynski dan 95 korban lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Polandia memasuki gelombang kelima pandemi Covid-19, kata Menteri Kesehatan Adam Niedzielski pada Senin (17/1/2022). Dia memperingatkan penyebaran varian Omicron berpotensi mencetak rekor lonjakan kasus baru Covid-19 di negara itu.

Meski jumlah kasus harian melandai sejak awal Desember, anggota timur terbesar Uni Eropa itu sedikit mempunyai waktu jeda dari gelombang keempat. Otoritas kerap melaporkan 10 ribu lebih kasus harian Covid-19 di tengah tingkat vaksinasi yang rendah dan pembatasan ruang gerak masyarakat.

Baca Juga

"Kami memprediksikan bahwa puncak infeksi akan terjadi pada pertengahan Februari dan angkanya mencapai sekitar 60 ribu kasus per hari," kata Menkes saat jumpa pers.

Rekor kasus harian Polandia selama pandemi dilaporkan pada 1 April 2021 dengan 35.251 kasus. Menurut Menkes, kasus harian Covid-19 pada Selasa kemungkinan mencapai 20 ribu kasus. Pada Jumat, 13 dari 17 anggota Dewan Medis Polandia yang menasehati perdana menteri soal Covid-19 mengundurkan diri, mengecam apa yang menurut mereka minim pengaruh sains terhadap kebijakan.

Salah satu anggota yang mundur, Konstanty Szuldrzynski, pada Senin mengatakan kepada TVN24 bahwa tingkat kematian di negara-negara yang menerapkan pembatasan lebih ketat, angkanya lebih rendah dibanding Polandia. Menurutnya gelombang kelima pandemi bakal membebani layanan kesehatan di negara tersebut. "Kami akan memasuki gelombang selanjutnya Omicron yang sama sekali tanpa persiapan," katanya.

"Harap diingat bahwa tingkat kematian yang tinggi di Polandia tidak sekadar terkait dengan persentase penerima vaksin yang rendah tetapi juga dengan fakta bahwa sistem kesehatan kami sangat ketinggalan," imbuhnya.

Menkes mengaku sudah berupaya membujuk anggota dewan yang hengkang agar melanjutkan tugasnya tapi gagal. Menurutnya, badan penasihat baru akan dibentuk dengan wajah yang berbeda. "Perubahan itu terutama akan memperluas formatnya, sehingga semakin banyak ahli yang akan membantu dan memberi masukan nasehat kepada perdana menteri," terang Niedzielski. Negara berpenduduk sekitar 38 juta itu telah melaporkan 4.323.482 kasus dan 102.309 kematian Covid-19.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement