Selasa 18 Jan 2022 20:43 WIB

Produksi Alat Deteksi Awal Varian Omicron Rampung Akhir Januari

Menkes menjelaskan SGTF sebagai alat pendeteksi awal omicron sedang diproduksi.

Red: Reiny Dwinanda
Tes PCR Covid-19 (Ilustrasi). Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut, alat SGTF merupakan solusi tes cepat terhadap indikasi omicron di Indonesia.
Foto: AP/Julian Stratenschulte/DPA
Tes PCR Covid-19 (Ilustrasi). Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut, alat SGTF merupakan solusi tes cepat terhadap indikasi omicron di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengemukakan, produksi alat S-Gene Target Failure (SGTF) rampung pada akhir Januari 2022. Ini adalah alat tes PCR yang bisa mendeteksi virus dalam empat hingga enam jam sebagai indikasi awal Covid-19 varian omicron

"Sekarang sudah kami siapkan, mudah-mudahan bisa selesai produksinya akhir bulan ini, nanti alatnya kami sebar," kata Budi saat hadir di Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang diikuti dari Youtube Komisi IX DPR RI di Jakarta, Selasa (18/1/2022).

Baca Juga

Budi mengatakan, alat SGTF merupakan solusi tes cepat terhadap indikasi omicron di Indonesia. Terlebih, penggunaan alat genom sekuensing relatif mahal serta membutuhkan hasil yang lebih lama, yakni berkisar enam hingga tujuh hari.

"Genom sekuensing itu hanya ada di 12 laboratorium dan sekali tes satu reagennya antara lima juta rupiah sampai enam juta rupiah," ujarnya.

Budi mengatakan, laporan dari hasil genom sekuensing yang relatif lama disebabkan jumlah laboratorium khusus genom sekuensing di Indonesia hanya berjumlah 12 unit. Jumlah alat tesnya 15 unit.

Sementara itu, penggunaan alat tes PCR membutuhkan biaya berkisar Rp 300 ribu per sampel. Jumlah laboratorium pemeriksaan mencapai 1.100 unit di Indonesia.

"Nah, sekarang pertanyaannya apakah kita mau gunakan genom sekuensing, sebenarnya tidak perlu secara epidemiologis," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement