Rabu 19 Jan 2022 18:17 WIB

Pemkot Bandung Kaji Perbanyak ASN Kembali WFH Antisipasi Omicron

Perubahan WFH berpotensi dilakukan meski kasus Covid-19 di Bandung minim

Red: Nur Aini
Ilustrasi ASN.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ilustrasi ASN.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat, mengkaji untuk memperbanyak aparatur sipil negara (ASN) untuk kembali bekerja dari rumah atau work from home (WFH) guna mengantisipasi penyebaran Covid-19 varian omicron.

Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyanadi banda Aceh, Rabu (19/1/2022), mengatakan, perubahan pola kerja dengan WFH itu berpotensi dilakukan meski indikator Covid-19 di Kota Bandung sangat minim.

Baca Juga

"Ini ikhtiar kita mengantisipasi. Saya pikir bisa saja beberapa dinas yang memang WFH, kapasitasnya mungkin 75 persen. Jadi 25 persen yang WFH-nya," kata Yana.

Dia memastikan, di Kota Bandung belum ada kasus warga yang terkonfirmasi varian Omicron. Namun, menurutnya terdapat sejumlah warga yang masih menjalani isolasi berkaitan dengan potensi terindikasi omicron."Tapi belum keluar kemarin (hasilnya), semoga tetap nihil," katanya.

Menurutnya, di Kota Bandung saat ini tingkat keterisian rumah sakit hanya sebesar 5 persen dari total 600 kapasitas tempat tidur. Jika dibandingkan dengan gelombang pertengahan 2021 lalu, menurutnya angka tersebut sangat kecil.

"Dulu waktu 100 persen itu tempat tidurnya 2.300, sekarang 5 persen itu kan tempat tidurnya itu 600, jadi jauh lebih kecil yang dirawatnya," katanya.

Baca: Sekolah PTM Ditutup di DKI Jakarta Terus Bertambah, Kini Ada 43

Meski begitu, ia memastikan seluruh fasilitas kesehatan di Kota Bandung sudah siap mengantisipasi gelombang Omicron.

Baca: DPR Usir Sekjen Kemensos, Risma: Aku Nggak Tahu Salahnya Apa

Baca: Koalisi Masyarakat Sunda Ancam Geruduk PDIP Buntut Pernyataan Arteria

"Fasilitas kesehatan kita siapkan, tapi semoga tidak terpakai," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement