REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia kembali menerbitkan Laporan Perekonomian Indonesia (LPI), Laporan Tahunan Bank Indonesia (LTBI), serta Laporan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (LEKSI) 2021. Ketiga laporan yang diluncurkan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas.
"Ketiga laporan kita luncurkan lebih awal pada Januari sebagai wujud nyata komitmen BI untuk memperkuat tata kelola, transparansi, dan akuntabilitas," kata Perry saat peluncuran ketiga laporan tersebut di Jakarta, Rabu (26/1).
Menurutnya, BI melakukan transformasi besar-besaran sejak 2018 dalam tata kelola juga bauran kebijakan. Kekuatan tata kelola kelembagaan, koordinasi independensi, transparansi dan akuntabilitas merupakan dasar-dasar kekuatan lembaga Bank Sentral Bank Indonesia.
Perry mengatakan ada tiga pesan utama yang ingin disampaikan dari tiga laporan tersebut. Pertama, melalui Laporan Perekonomian Indonesia 2021, BI ingin menyampaikan secara rinci optimisme untuk pulih dan bangkit para 2022.
"Pertumbuhan ekonomi kita akan lebih baik, diperkirakan di kisaran 4,7-5,4 persen, inflasi memang akan naik tapi insyaAllah dapat dikendalikan sesuai sasaran 2-4 persen," kata Perry.
Selain itu, Perry mengatakan nilai tukar memang akan mengalami tekanan. Namun BI akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk menjaga kestabilannya. BI juga mendorong pemulihan berkelanjutan di dunia usaha.
Perry mengajak perbankan untuk terus berupaya meningkatkan tingkat pertumbuhan kredit. BI memproyeksikan kredit perbankan dapat tumbuh 7-9 persen, bahkan bisa lebih tinggi.
"Mari tingkatkan kredit dan pembiayaan untuk pemulihan ekonomi, tentu dengan syaratnya vaksinasi," katanya.
Vaksinasi akan melancarkan pembukaan sektor-sektor ekonomi. Sambil dibarengi dengan stimulus fiskal dan moneter, perbaikan pembiayaan, reformasi di sektor riil dan keuangan, gerakan pengembangan UMKM, inklusi ekonomi, dan digitalisasi.
Kedua, BI menyampaikan pesan dalam Laporan Tahunan Bank Indonesia 2021 terkait transformasi yang terus dilakukan. Baik dalam hal bauran kebijakan, transformasi organisasi, memperkuat bisnis proses, transformasi SDM, knowledge, learning, budaya kerja, hingga transformasi digital.
"Visi kami menjadi bank sentral digital terdepan, terbaik di emerging market," katanya.
Ketiga, melalui Laporan Ekonomi dan Keuangan Syariah 2021, BI menegaskan dukungan untuk bersama pemerintah dan berbagai pihak membangun ekonomi yang inklusif. Termasuk melalui bidang ekonomi dan keuangan syariah.
BI mendukung penuh dengan mengerahkan kebijakan dari tingkat pusat, daerah, hingga kantor luar negeri. Dukungan tersebut demi UMKM menjadi daya dukung ekonomi. Hal ini juga beriringan dengan transformasi digitalisasi yang dapat menjangkau masyarakat inklusif.